PERBANDINGAN AGAMA
(Pengertian, Tujuan, Sistem, dan Metode, serta
Pokok-pokok Ajaran Agama)
Makalah
Dipresentasikan pada Mata Kuliah Perbandingan Agama
Semester
VI 2017
Dosen Pembimbing : Dr. H. AH. Choiron, M.Ag
![]() |
Disusun Oleh :
1. Anis Maghfiroh (1410110040)
2. Halimah (1410110059)
3. Ainun Nikmah (1410110065)
4. Ristiana Nisa’ (1410110074)

SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2017
A. PENDAHULUAN
Sebelum
islam datang ke dunia ini, telah terdapat sejumlah agama yang dianut oleh umat
manusia. Para ahli ilmu perbandingan agama, membagi agama secara garis besar
kedalam dua bagian. Pertama, kelompok pertama yang diturunkan oleh tuhan
melalui wahyu-wahyunya sebagaimana termaksud dalam kitab suci Al-qur’an. Kedua,
kelompok kedua yang didasarkan pada hasil renungan mendalam dari tokoh yang
membawanya sebagaimana terdokumentasikan dalam kitab suci yang disusunnya.
Islam
adaalah agama yang terakhir diantara agama besar didunia yang semuanya merupakan
kekuatan raksasa yang menggerakkan revolusi dunia yang mengubah nasib bangsa.
Selain itu, islam juga bukan merupakan agama yang terakhir melainkan agama yang
melengkapi segalanya yang mencakup agama
yang datang sebelumnya.
Masalah
tugas dan tujuan ilmu perbandingan agama merupakan masalah utama yang di hadapi
dunia, terutama negara-negara yang sedang berkembang. ilmu perbandingan agama
merupakan salah satu alat yang tepat untuk memecahkan masalah yang
terjadi dalam zaman berkemajuan teknik tinggi dunia sekarang terasa terlalu
kecil karena hubungan manusia semakin dekat dan sempit.
Hubungan
antar kelompok dan antar manusia sering terjadi tukar-menukar informasi tentang ide, pikiran dan agama,
tidak begitu aneh. Akibatnya
berbagai soal selalu timbul. Soal pertemuan suatu ide, pikiran dan agama yang
beraneka ragam memerlukan pemecahan dan harus di hadapi dengan secara
wajar, ilmu ini dapat memegang peranan.
Ilmu ini
juga berusaha mencari hubungan antar agama dan mencoba mengungkap kan
terminologi dan istilah agama dalam bahasa yang sederhana sehinga tidak membingungkan
bagi mereka yang ingin memperdalam ilmu ini melalui agama yang di perlukan.
Sebelum hal
ini diuraikan lebih jauh, kami rasa perlu juga dijelaskan terlebih dahulu apa
yang dimaksud dengan perbandingan agama itu. Perbandingan agama adalah cabang
ilmu pengetahuan yang berusaha untuk memahami gejala-gejala keagamaan dari
suatu kepercayaan dalam hubungannya dengan agama lain. Pemahaman ini meliputu
persamaan dan perbedaan.
B. PERMASALAHAN
1.
Bagaimana pengertian, tujuan, dan sistem perbandingan
agama?
2.
Bagaimana metode perbandingan agama?
3.
Bagaimana pokok-pokok ajaran agama?
C. PEMBAHASAN
1.
Pengertian, Tujuan, Dan Sistem Perbandingan Agama
a.
Pengertian Perbandingan Agama
Perbandingan agama adalah salah satu cabang ilmu yang
mempelajari agama-agama (Religions-Wisseschaft). Adapun ilmu
perbandingan agama memahami dan mempelajari fenomena kea
gamaan dari sudut kajian ilmiah yang mendalam.
Kata “perbandingan” bukan berarti membanding-bandingkan
agama, sebagaimana yang banyak dibayangkan orang , melainkan mempunyai
pengetian bahwa yang dipelajari adalah berbagai agama atau banyak agama.
Begitupula kata “agama” dalam ilmu perbandingan agama mengandung pengertian
universal. Artinya agama tersebut tidak ditujukan kepada salah satu agama yang
diyakini oleh seseorang atau sekelompok orang, seperti Islam dan Kristen saja,
melainkan semua agama yang ada di dunia ini, baik local, nasional ataupun multi
nasional , yang masih ada dan berkembang maupun yang pernah ada, yang dianut
oleh manusia primitif maupun yang dianut oleh masyarakat modern. [1]
Disiplin ilmu perbandingan agama bukanlah bertugas
untuk mempelajari agama dari sudut kajian teologis atau dari sudut kepercayaan
atau keyakinan, dan bukan pula bertujuan untuk mengadakan penilaiaan (judgement
): bahwa satu agama lebih sah daripada agama lainnya. Ilmu perbandingan
agama itu adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari dan mengkaji agama dari
sudut atau pendekatan ilmu pengetahuan (sainstifik).[2]
Jadi, ilmu perbandingan agama adalah ilmu yang
membandingkan asal usul, struktur, dan ciri-ciri dari berbagai agama dunia,
dengan maksud untuk menentukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya
yang sebenarnya, sejauh mana hubungan antara satu agama dengan agama yang lain.[3]
b.
Tujuan Perbandingan Agama
Perbandingan agama tidak bertujuan untuk memperkuat
dan mengajarkan suatu kepercayaan yang dimiliki sekelompok manusia atau
masyarakat. Begitu pula dengan ilmu ini tidak menyebarkan semangat dan gairah
bagi mempertahankan serta mengembangkan kepercayaan tersebut.[4]
Tujuan perbandingan agama, bukanlah untuk membandingkan mana agama yang benar
dan mana agama yang salah, tapi untuk mengungkapkan pengalaman religious-agama.[5]
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tujuan
perbandingan agama antara lain:
1)
Perbandingan agama dapat menimbulkan tenaga dan
pikiran untuk membandingkan ajaran-ajaran setiap agama, kepercayaan, dan
aliran-aliran peribadatan yang ada.
2)
Orang dapat membedakan ajaran-ajaran setiap agama,
kepercayaan dan aliran-aliran yang berkembang dalam masyarakat, sehingga mudah
untuk memahami kehidupan bathin, alam pikiran dan kecenderungan hati bagi umat
beragama.
3)
Perbandingan agama tidak memberikan atau menambah
keimanan seseorang, akan tetapi orang yang tidak beragama akan dapat memperoleh
suatu kepercayaan atau keimananan dari ilmu tersebut.[6]
4)
Untuk pemenuhan (kepuasan) intelek (rasa ingin tahu)
yang melekat pada diri seseorang. Semakin bertambah rasa penasaran terhadap
ideology (agama) orang lain, semakin ingin menjangkau wilayah-wilayah baru
(dari agama) yang belum diketahui.[7]
c.
Sistem Perbandingan Agama
Secara
etimologi, sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang sinkron, berisi
komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lainnya. Jika demikian
penjabaran tentang sistem agama, maka agama dapat dianalogikan sebagai suatu
sistem. Sebagai sebuah sistem, agama tentunya mempunyai komponen atau unsur
yang saling terkait.
Menurut
Leight, Keller, dan Calhoun, agama terdiri dari beberapa unsur pokok:[8]
1) Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip
yang dianggap benar tanpa ada keraguan lagi.
2) Simbol agama, yakni identitas agama yang
dianut umatnya.
3) Praktik keagamaan, yakni hubungan
vertikal antara manusia dan Tuhannya, dan hubungan horizontal atau hubungan
antar umat beragama sesuai dengan ajaran agama.
4) Pengalaman keagamaan, yakni berbagai
bentuk pengalaman keagamaan yang dialami oleh penganut-penganut secara pribadi.
5) Umat beragama, yakni penganut
masing-masing agama.
Berdasarkan
unsur pokok yang telah dipaparkan diatas, sebuah agama sekurang-kurangnya
menyangkut tiga hal pokok yang menjadi ruang lingkup ajarannya, yaitu sistem
kepercayaan, sistem peribadatan, dan sistem perilaku. Ketiganya merupakan satu
kesatuan yang disebut agama, bahkan menjadi tolok ukur apakah suatu agama layak
disebut agama.[9]
1)
Sistem
kepercayaan
Sistem
ini mengandung ajaran tentang ketuhanan yang menjadi pokok kepercayaan dalam
beragama. Yang dimaksud dengan kepercayaan ialah suatu keyakinan atau pengakuan
terhadap eksistensi Tuhan yang menciptakan dan menguasai manusia beserta
seluruh alam semesta.
Sistem
kepercayaan merupakan substansi utama agama, bahkan menjadi dasar dalam
beragama, karenanya kepercayaan dalam agama tanpa perlu penyelidikan terlebih
dahulu akan kebenarannya. Hal inilah yang membedakan antara keagamaan dan
keilmuan. Keagamaan berdasar dari kepercayaan, sedang keilmuan berdasar dari
ketidakpercayaan yang kemudian diteliti kebenarannya. Oleh karena itulah sistem
kepercayaan merupakan unsur utama agama, bahkan bisa dikatakan bukan agama jika
tidak mengajarkan kepercayaan terhadap eksistensi Yang Maha Agung.
2)
Sistem
Peribadatan
Sistem
ini merupakan perwujudan dari sistem kepercayaan, karena didalamnya berisi
peraturan dan pedoman tentang tata cara berhubungan dengan Tuhan, seperti
peraturan dan tata cara penyembahan, pemujaan, atau doa-doa kepada-Nya. Jadi
sistem peribadatan lebih terfokus pada pengaturan tentang hubungan vertikal
antara manusia dengan Tuhannya.
Sistem
peribadatan juga merupakan substansi atau unsur agama, disamping sistem
kepercayaan. Karena itu agama juga merupakan sumber dari segala sumber
pengetahuan tentang tata cara peribadatan serta kewajiban lain yang harus
diemban manusia sebagai bentuk pengabdian atau penghambaan terhadap Sang Maha
Pencipta. Dengan demikian, suatu agama tidak layak disebut sebagai agama jika
ajarannya tidak mengandung sistem peribadatan.
3)
Sistem
Perilaku
Sistem
ini mengatur tata hubungan manusia secara horizontal, atau yang lebih dikenal
dengan sebutan akhlak (ethics). Dalam sistem ini, agama merupakan sumber
pendidikan kemanusiaan, yang mengajarkan norma-norma atau nilai-nilai tentang
baik dan buruk yang menjadi pedoman dalam bertingkah laku yang luhur, baik
terhadap dirinya sendiri, terhadap sesama manusia, terhadap makhluk lain dan
seluruh alam semesta.
Kesimpulannya,
sistem perilaku (akhlak) juga merupakan substansi agama, disamping sistem
kepercayaan dan sistem peribadatan. Dengan kata lain, bukan agama jika
ajarannya tidak mengedepankan aspek perilaku (akhlak), sebab akhlak merupakan
pokok ajaran yang paling vital dan fundamental bagi kehidupan umat manusia,
karena dalam sistem perilaku inilah terletak jati diri manusia.
Dari
ketiga substansi agama tersebut dapat dipahami, bahwa agama adalah totalitas
dari sistem kepercayaan, sistem peribadatan, dan sistem perilaku yang menjadi
pedoman hidup untuk mencapai tujuan hidup yang hakiki, yaitu keselamatan,
kesejahteraan, dan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Inilah hakikat agama
sebagai sebuah sistem.[10]
2.
Metode Perbandingan Agama
Sebagai suatu ilmu, perbandingan agama pasti
mengandung metode atau pendekatan yang berguna untuk memperoleh data atau
informasi guna memudahkan pemahaman.
Menurut Jumhurul Umami, metode yang digunakan dalam
penelitian agama yaitu:[11]
1)
Metode Relevan
Penelitian agama adalah penelitian tentang agama
dalam arti ajaran, belief(sistem kepercayaan) atau sebagai fenomena
budaya dan agama dalam arti keberagamaan, perilaku beragama atau sebagai
fenomena sosial. Karena itu diperlukan teori ilmiah yang relevan untuk
penelitian agama.
2)
Metode teologis
Istilah teologi lahir dalam tradisi Kristen. Secara
harfiah teologi berasal dari bahasa Yunani, theosdanlogos yang
berarti ilmu ketuhanan. Pendekatan teologi dalam studi agama adalah pendekatan
iman untuk merumuskan kehendak tuhan berupa wahyu yang disampaikan kepada
Nabi-Nya agar kehendak tuhan itu dapat dipahami secara dinamis dalam konteks
ruang dan waktu. Pendekatan ini disebut juga pendekatan normatif. Secara umum
metode teologis dalam studi agama bersifat normatif idealistik.[12]
3)
Metode Sosiologis
Pendekatan ini menggunakan logika-logika dan teori
sosiologi baik teori klasik maupun modern untuk menggambarkan fenomena sosial
keagamaan serta pengaruh suatu fenomena terhadap lain. Menurut Keith A. Robert
ada tiga pokok yang dipelajari oleh peneliti agama dengan metode sosiologis
yaitu: Kelompok-kelompok dan lembaga keagamaan, perilaku individu dalam
kelompok-kelompok tersebut, dan konflik antar kelompok agama.[13]
4)
Metode Antropologi
Antropologi itu mengkaji tentang manusi serta
budayanya.[14] Metode
ini dilakukan dengan cara menggali data tidak hanya digunakan untuk meneliti
masyarakat primitive melainkan juga masyarakat yang kompleks dan maju.
Menganalisa simbolisme dalam agama dan mitos, serta mencooba mengembangkan
metode baru yang lebih tepat untuk studi agama dan mitos. Khususnya tentang
kebiasaannya, peribadatan, dan kepercayaan dalam hubungan-hubungan sosial.[15]
5)
Metode Psikologis
Metode tersebut berusaha untuk memahami ketidaksadaran
dan prosesnya.[16] Psikologi
agama ialah cabang psikologi yang menyelidiki sebab- dan ciri psikologis dari
sikap-sikap beragama atau pengalaman religious dan berbagai fenomena dalam
individu yang muncul dari atau penyertai sikap dan pengalaman tersebut.
Metode ini dilakukan dengan mempelajari motif-motif
dan tanggapan-tanggapan, reaksi-reaksi dari psike manusia, pengalaman dalam
berkomunikasi.[17]
6)
Metode Sejarah
Metode
ini berusaha untuk menelusuri asal-usul dan pertumbuhan pemikiran atau ide-ide
dan lembaga-lembaga agama melalui periode-periode perkembangan sejarah tertentu, serta memahami peranan
kekuatan-kekuatan yang diperlihatkan oleh agama dalam periode tersebut.[18]
Bahan dalam kajian ini biasannya mempergunakan bahan primer dan sekunder, baik
yang bersifat literer (filologis) atau non literer (arkeologis).
Bila gejala keagamaaan terjadi dimasa lampau dan
peneliti berminat mengetahuinya, maka peneliti dapat melakukan penelitian
sejarah yakni melakukan rekonstruksi terhadap fenomena masa lampau baik gejala
kegamaan yang terkait dengan masalah politik, social, ekonomi dan budaya. Apabila
sejarah tersebut belum terlalu lama berlalu sehingga masih banyak saksi hidup,
maka untuk merekonstruksinya peneliti dapat melakukan wawancara mendalam dengan
pelaku sejarah dan saksi hidup. Juga dapat melakukan telaah kepustakaan,
seperti Koran, majalah, arsip, dokumen-dokumen pribadi dan lain sebagainya.[19]
3.
Pokok-Pokok Ajaran Agama
Di dunia ini banyak sekali agama yang muncul dan
eksis dalam kehidupan manusia. Ada agama primitif dan kontemporer, ada agama
samawi dan non samawi dan ada pula agama non samawi danada pula agama missioari
maupun non missionari. Dari banyak agama tersebut beberapa diantaranya termasuk
dalam agama yang jumlah pengikutnya banyak dan ada pula agama yang muncul
kemudian hilang karena banyak pengikutnya yang berbondong-bondong pindah ke
agama lain. Berikut agama-agama yang menjadi popular di dunia dan pokok-pokok
ajarannya.
a.
Islam
Agama Islam merupakan agama samawi yang dibawa oleh
Nabi Muhammad saw sebagai agama rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam
semesta. Kitab sucinya adalah al Qur’an dan pemuka agamanya disebut Ulama’.
Berikut pokok-pokok ajarannya:[20]
1) Rukun iman adalah kepercayaan Islam yang bersendi pada 6 hal yaitu Iman kepada Allah,
Iman kepada malaikat-malaikatNya, Iman kepada Kitab-kitabNya, Iman kepada
Rasul-rasulNya, Iman kepada Hari Akhir dan Iman kepada Qadha’ dan Qadar.
2) Rukun Islam adalah 5 rukun yang wajib dijalani oleh
seorang muslim mukallaf yaitu Mengucapkan dua kalimat syahadat, mendirikan
sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan mengerjakan haji
bagi yang mampu.\
3) Syari’at Ialah
cara atau aturan atau kita biasanya menyebutnya dengan undang-undang Islam.
Syari’at Islam Islam bersumber dari al Qur’an dan Hadits, dan dari Ijma’
(kesepakatan ulama’) dan qiyas. Dalam syari’at ada 5 hukum yaitu, wajib,
sunnah, haram, makruh dan mubah.
b.
Kristen dan Katolik
Kristen adalah agama yang dibawa oleh Nabi Isa as.
Awal mulanya agama ini juga disebut agama nasrani. Kitab sucinya adalah injil
atau perjanjiann lama dan sekarang kita mengenalnya dengan Bijbel atau
perjanjian baru. Sedangkan pemuka agamanya disebut pendeta untuk Kristen dan
pastur untuk Katolik. Berikut pokok-pokok ajarannya:[21]
1)
Syahadat 12 (Credo para Rasul) diantaranya “aku percaya akan Allah, Bapa
yang maha kuasa, pencipta langit dan bumi”, “dan akan Yesus Kristus, Puteranya
yang tunggal Tuhan kita”, “yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh
Perawan Maria”.
2)
Trinitas (tritunggal) adalah ajaran tentang 3 itu 1
dan 1 itu 3 dimana Bapa Allah, Anak Allah dan Roh Kudus adalah Tuhan.
c.
Hindu
Hindu adalah agama yang berkembang di India yang
sejatinya adalah agama Brahma yang sudah bercampur dengan anasir-anasir agama
Budha kebudayaan Dravida. Kitab sucinya adalah Weda dan pemuka agamnya disebut
Resi. Berikut pokok-pokok ajarannya:[22]
1)
Triwarsa atau tigav cita-cita hidup yaitu Darma
(kewajiban terhadap aturan), Artha (kepentingan untuk mencari nafkah), Karma
(kesenangan hidup) dan untuk aliran kebatinan ditambah dengan Mokhsa
(kelepasan).
2)
Kasta atau golongan-golongan eksklusif yang berdiri
sendiri dalam tatanan sosial yang berdasarkan pada kelahiran atau keturunan. Kasta ada 4 dari yang tertinggi yaitu Brahmana, Ksatrya,
Waisya dan Sudra.
d.
Budha
Budha merupakan agama yang dibawa oleh Sidharta
Gautama. Kitab sucinya adalah Tripitaka. Agama ini terkenal dengan penderitaannya
untuk hidup sangat sederhana yang pemuka agamnya disebut Biksu. Berikut
pokok-pokok ajarannya:[23]
1)
Dharma atau syahadat yaitu “saya berlindung diri di bawah Budha”, “saya
berlindung diri di bawah Dharma”, dan “saya berlindung diri di bawah Sangha”.
2)
Kenyataan Utama Empat Caryastyani atau disebut dengan kebenaran yaitu,
manusia hidup disertai penderitaan, yang menyebabkan penderitaan adalah
keinginan, penderitaan dapat hilang dengan memadamkan keinginan dan memadamkan
keinginan tercapai melalui delapan jalan atau asta arya margha
.
D.
ANALISA
Pakan Ilmu perbandingan agama mer
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
1.
Kelompok
adalah sebagai suatu
kumpulan dari dua orang atau lebih yang
mempunyai hubungan terstruktur dan saling berinteraksi satu sama lain, sehingga
mengakibatkan tumbuhnya rasa solidaritas antar sesama anggota.
2.
Menurut Homans dalam Abdul Rahmat mengemukakan bahwa
ada tiga konsep tentang kelompok sosial, yaitu kegiatan, interaksi dan perasaan. Ketiga konsep tersebut dapat meningkatkan rasa
solidaritas antar anggota kelompok.
3.
Masalah yang terjadi dalam hubungan antar kelompok
dapat diselesaikan melalui pendidikan.
Di mana, dalam pendidikan diajarkan bagaimana berinteraksi dengan sesama
manusia dan bagaiamana menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi. Semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka kemampuan dalam menyelesaikan masalah
semakin mudah diatasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Rahmat, Abdul.
Sosiologi Pendidikan. Gorontalo: Ideas Publishing. 2012.
Idi, Abullah. Sosiologi
Pendidikan: Individu, Masyarakat, dan Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. 2013.
Nasution, S.
Sosilogi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2010.
Sajogyo; Pujiwati Sajogyo. Sosiologi
Pedesaan. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press. 1996.
Soekanto, Soerjono;
Budi Sulistyowati. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. 2013.
[3] Ali Anwar
Yusuf, Ranguman Ilmu Perbandingan Agama dan Filsafat, Bandung: Pustaka
Setia, hlm. 135
[4] Jirhanuddin,
Perbandingan Agama: Pengantar Studi Memahami Agama-Agama, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010, hlm. 9.
[8] Geddes & Grosset Ltd, Webster’s
New Dictionary and Thesaurus, New Lanark, Scotland, 1990, hlm. 558.
[9] Sulasni Juhairatun, Studi
Agama Perspektif Ahmad Shalby Telaah Metodologis dalam Buku al-Yahudiah, Yogyakarta:
Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga, 2007, hlm. 34
[11] Ahmad Choiron, Perbandingan
Agma (Kajian Agama-Agama dalam Perspektif Komparatif), Kudus:
STAIN KUDUS, 2009, hlm.17
[19]Mukti
Ali, Op.Cit., hlm. 77
IRWIN PERDANA UTAMA 202111957
BalasHapus