Kamis, 31 Maret 2016

PEMILIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN

PEMILIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu : Dr. M. Nur Ghufron, S.Ag., M.Si
 









Disusun Oleh :
Kelompok 1 Kelas B1-PAI
1.    M. Humam Abdillah             (1410110072)
2.    Ristiana Nisa’                        (1410110074)
3.    Amalia Maulida                     (1410110075)
4.    Sya’idatur Rohmah               (1410110076)
5.    Nurul Hidayah                      (1410110077)
6.    Nisaul Hafiya                        (1410110078)
 


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2016



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang sistematis dan berurutan. Oleh sebab itu, kegiatan pembelajaran perlu direncanakan dengan baik. Beberapa  kompetensi yang harus dikuasai Guru Agama Islam pada khususnya adalah merencanakan dan mendesain pembelajaran. Seorang Guru penidikan agama Islam perlu memiliki Kompetensi merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil dan proses pembelajaran.
Adapun bentuk kompetensi guru penidikan agama Islam diantaranya adalah dituntut untuk banyak berkreasi dan berinovasi dalam segala hal, termasuk di dalamnya adalah berkreasi dalam hal menentukan strategi, metode, media dan alat evaluasi dalam proses pembelajaran. Aktivitas belajar mengajar hendaknya memberikan kesempatan yang baik kepada anak didik untuk memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar.
Sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan, seorang guru harus mengetahui dan memahami dasar strategi pembelajaran, khusunya mata pelajaran PAI. Pemilihan strategi pembelajaran meliputi tujuan pembelajaran, aktivitas dan pengetahuan awal siswa, integritas bidang studi/pokok bahasan, alokasi waktu dan sarana penunjang, jumlah siswa, pengalaman dan kewibawaan pengajar, yang semuanya itu akan dijelaskan pada bab selanjutnya dalam makalah ini.

B.  Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian strategi pembelajaran PAI?
2.    Apa saja jenis-jenis strategi pembelajaran PAI?
3.    Bagaimana pemilihan strategi pembelajaran PAI?



 BAB II
PEMBAHASAN

A.  Strategi Pembelajaran PAI
Strategi dalam artian umum adalah suatu penataan potensi dan sumber daya agar dapat efisien memperoleh hasil sesuai rancangan. Oleh karena itu, strategi dapat dikatakan juga sebagai suatu garis besar haluan bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Menurut Newman dan logan, dalam bukunya Strategy, Policy and Central Management, strategi dasar dariseetiap usaha (termasuk belajar mengajar) akan mencakup empat hal,[1] yaitu:
1.    Mengidentifikasi, menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (output) yang harus dicapai dan harus menjadi sasaran usaha.
2.    Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama.
3.    Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah yang akan ditempuh.
4.    Mempertimbangkan dan menetapkan tolak ukur dan patokan ukuran dengan mengadakan evaluasi hasil usaha.[2]
Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam definisi ini terkandung makna bahwa dalam pembelajaran ada kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode atau strategi yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.[3]
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran.[4]
Strategi pembelajaran adalah rencana dalam rangka membantu siswa dalam usaha belajarnya untuk mencapai setiap tujuan belajarnya. Dalam hal ini, guru dapat menggunakan bahan ajar atau satu unit produksi sebagai media pembelajaran.[5]

B.  Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran PAI
1.    Strategi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah usaha (pembelajaran) yang mengubah perilaku atau mendapatkan pengetahuan dan keterampilan secara gotong royong, berkelompok atau kerja sama.[6]
 Pada dasarnya, pembelajaran kelompok (cooperative learning) ini mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku kerjasama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan setiap anggota kelompok itu sendiri.
Strategi pembelajaran kooperatif (SPK) dirancang untuk memanfaatkan fenomena kerjasama atau gotong royong dalam pembelajaran yang menekankan terbentuknya hubungan antara siswa yang satu dengan yang lainnya, terbentuknya sikap dan perilaku yang demokratis serta tumbuhnya produktivitas kegiatan belajar siswa. [7]

2.    Strategi Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa atau peserta didik secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Dengan pembelajaran kontekstual, diharapkan kegiatan pembelajaran tidak akan didominasi oleh guru (teacher centered) akan tetapi sebaliknya peserta didiklah yang akan beraktifitas lebih banyak daripada guru (student centered). Dari pemahaman tersebut, maka peran guru adalah membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada informasi.[8]

3.    Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan aplikasi dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru (teacher centered approach). Melalui strategi ini guru atau pendidik menyampaikan materi pembelajran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang dismapaikan dapat dikuasai peserta didik dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik (academic achievement) peserta didik.[9] Strategi pembelajran ini menyiasati agar semua aspek dari komponen-komponen pembentuk sistem instruksionl mengarah pada sampainya isi pelajaran kepada peseta didik secara langsung.[10]

4.    Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik (student centered approach). Hal ini karena dalam strategi pembelajaran inkuiri, peserta didik memang memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.[11] Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.[12]
Strategi inkuiri adalah rangkaian kegiatan yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan dengan cara tanya jawab antara guru dan peserta didik.[13]

5.    Strategi Pembelajaran Individual
Pembelajaran individual adalah pembelajaran yang menekankan pada cara belajar siswa yang sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kemampuannya. Dalam praktik pembelajaran individual di kelas, ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a.    guru harus menyadari adanya tingkat perkembangan kognitif anak sehingga guru harus memberikan tugas yang sesuai dengan kemampuannya.
b.    orientasi perhatian guru lebih kepada siswa secara individual daripada kelompok karena adanya perbedaan perkembangan kognitifnya.
c.    adanya kontrol siswa terhadap cara belajarnya sendiri. Ada kemungkinan waktu yang diperlukan berbeda untuk setiap siswa pada tugas yang sama.

6.    Strategi Pembelajaran Guided Note Taking
Guided note taking adalah strategi pembelajaran di mana seorang guru meyiapkan suatu bagan, skema (handout) sebagai media yang dapat membantu siswa dalam membuat catatan ketika seorang guru sedang menyampaikan pelajaran. Strategi ini dianggap sebagai salah satu solusi untuk membuat siswa lebih berkonsentrasi saat guru sedang menjelaskan pelajaran. Tujuan strategi guided note taking adalah agar materi pelajaran yang disampaikan, mendapat perhatian siswa, terutama pada kelas yang jumlah siswanya cukup banyak.[14]

C.  Pemilihan Strategi Pembelajaran PAI
Pemilihan strategi pembelajaran memuat dua hal penting, yaitu pemilihan strategi belajar yang harus dilakukan oleh peserta didik dan pemilihan strategi belajar yang dilakukan oleh guru. Strategi belajar mengacu pada perilaku dan proses berfikir yang digunakan peserta didik yang mempengaruhi apa yang dipelajari, termasuk proses memori dan meta kognitif.
Sedangkan strategi mengajar berkaitan dengan pendekatan, metode, dan teknik yang dikuasai dan digunakan guru dalam pembelajaran. Oleh karena itu guru dituntut mempunyai kemampuan yang handal dalam memilih strategi belajar yang diharapkan bagi peserta didiknya. Disamping itu, guru juga dituntut mempunyai kepiawaian dalam memilih pendekatan, metode, dan teknik mengajar yang benar-benar dibutuhkan oleh peserta didiknya.[15]
Beberapa prinsip-prinsip yang mesti dilakukan oleh pengajar dalam memilih strategi pembelajaran secara tepat dan akurat, pertimbangan tersebut mesti berdasarkan pada penetapan.
1.      Tujuan Pembelajaran
Penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi guru dalam memilih metode yang akan digunakan di dalam menyajikan materi pengajaran. Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki siswa. Sasaran tersebut dapat terwujud dengan menggunakan metode-metode pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang  diharapkan dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu. Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang harus digunakan guru.
Kompetensi dasar adalah pernyataan minimal atau memadai tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak setelah peserta didik menyelesaikan pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta didik. Kompetensi tersebut merupakan titik tolak penentuan strategi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Terdapat empat komponen pokok dalam merumuskan indikator hasil belajar yaitu:
a.         Penentuan subyek belajar untuk menunjukkan sasaran belajar.
b.         Kemampuan atau kompetensi yang dapat diukur atau yang dapat ditampilkan
c.         melalui peformance siswa.
d.        Keadaan dan situasi dimana siswa dapat mendemonstrasikan performance nya Standar kualitas dan kuantitas hasil belajar.
Berdasarkan indikator dalam penentuan tujuan pembelajaran maka dapat dirumuskan tujuan pembelajaran mengandung unsur; Audience (peserta didik), Behavior (perilaku yang harus dimiliki), Condition (kondisi dan situasi) dan Degree (kualitas dan kuantítas hasil belajar).

2.      Aktivitas dan Pengetahuan Awal Siswa
Belajar merupakan berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan hanya terbatas pada aktifitas fisik saja akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis atau aktivitas mental. Pada awal atau sebelum guru masuk ke kelas memberi materi pengajaran kepada siswa, ada tugas guru yang tidak boleh dilupakan adalah untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. Sewaktu memberi materi pengajaran kelak guru tidak kecewa dengan hasil yang dicapai siswa, untuk mendapat pengetahuan awal siswa guru dapat melakukan pretes tertulis, tanya jawab di awal pelajaran.
Dengan mengetahui pengetahuan awal siswa, guru dapat menyusun strategi memilih metode pembelajaran yang tepat pada siswa-siswa. Apa metode yang akan kita pergunakan? Sangat tergantung juga pada pengetahuan awal siswa, guru telah mengidentifikasi pengetahuan awal. Pengetahuan awal dapat berasal dari pokok bahasan yang akan kita ajarkan, jika siswa tidak memiliki prinsip, konsep, dan fakta atau memiliki pengalaman, maka kemungkinan besar mereka belum dapat dipergunakan metode yang bersifat belajar mandiri, hanya metode yang dapat diterapkan ceramah, demonstrasi, penampilan, latihan dengan teman, sumbang saran, pratikum, bermain peran dan lain-lain. Sebaliknya jika siswa telah memahami prinsip, konsep, dan fakta maka guru dapat mempergunakan metode diskusi, studi mandiri, studi kasus, dan metode insiden, sifat metode ini lebih banyak analisis, dan memecah masalah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan karakteristik peserta didik adalah sebagai berikut :
a.    Kematangan mental dan kecakapan intelektual
Setiap peserta didik memiliki karakteristik yang unik dan berbeda satu sama lain. Kematangan dan kecakapan intelektual yang dimiliki juga berbeda, meskipun ditinjau dari aspek usia sejajar atau sama. Oleh karena itu strategi yang digunakan harus benar-benar bermanfaat sesuai dengan tingkat kematangan dan kecakapan intelektual.
b.    Kondisi fisik dan kecakapan psikomotor
Pemilihan strategi pembelajaran juga disesuaikan dengan kondisi fisik dan kecakapan psikomotor peserta didik. Kecakapan psikomotor meliputi, gerakan-gerakan jasmani, seperti kekuatan fisik, kecepatan, koordinasi dan flesibilitas.
c.    Umur
Umur merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan strategi pembelajaran.
d.   Jenis kelamin
Meskipun dalam pelaksanaan proses pembelajaran tidak ada perbedaan antara peserta didik laki-laki dan perempuan, namun terkadang ada perbedaan dalam hal-hal lain; seperti halnya minat dan cara belajar, kebiasaan, kecakapan, psikomotor, dan perhatian.

3.    Integritas Bidang Studi/Pokok Bahasan
Mengajar merupakan usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Karena itu strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian secara terintegritas.
Pada sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah menengah, program studi diatur dalam tiga kelompok. Pertama, program pendidikan umum. Kedua, program pendidikan akademik. Ketiga, Program Pendidikan Agama, PKn, Penjas dan Kesenian dikelompokkan ke dalam program pendidikan umum. Program pendidikan akademik bidang studinya berkaitan dengan keterampilan. Karena itu metode yang digunakan lebih berorientasi pada masing-masing ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) yang terdapat dalam pokok bahasan.
Pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan bahan ajar yang akan disampaikan oleh pendidik kepada peserta didik. Setiap bahan ajar memiliki karakteristik tersendiri, bahan ajar yang satu dengan yang lain itu berbeda.
Umpamanya ranah psikomotorik lebih dominant dalam pokok bahasan tersebut, maka metode demonstrasi yang dibutuhkan, siswa berkesempatan mendemostrasikan materi secara bergiliran di dalam kelas atau di lapangan. Dengan demikian metode yang kita pergunakan tidak terlepas dari bentuk dan muatan materi dalam pokok bahasan yang disampaikan kepada siswa. Dalam pengelolaan pembelajaran terdapat beberapa prinsip yang harus diketahui di antaranya:
a.       Interaktif
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi baik antara guru dan siswa, siswa dengan siswa atau antara siswa dengan lingkungannya. Melalui proses interaksi memungkinkan kemampuan siswa akan berkembang baik mental maupun intelektual.
b.      Inspiratif
Proses pembelajaran merupakan proses yang inspiratif, yang memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Biarkan siswa berbuat dan berpikir sesuai dengan inspirasinya sndiri, sebab pengetahuan pada dasarnya bersifat subjektif yang bisa dimaknai oleh setiap subjek belajar.
c.       Menyenangkan
Proses pembelajaran merupakan proses yang menyenangkan. Proses pembelajaran menyenangkan dapat dilakukan dengan menata ruangan yang apik dan menarik dan pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi, yakni dengan menggunakan pola dan model pembelajaran, media dan sumber- sumber belajar yang relevan.
d.      Menantang
Proses pembelajaran merupakan proses yang menantang siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja otak secara maksimal. Kemampuan itu dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangkan rasa ingin tahu siswa melalui kegiatan mencobaoba, berpikir intuitif atau bereksplorasi.
e.       Motivasi
Motivasi merupakan aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak dan melakukan sesuatu. Seorang guru harus dapat menunjukkan pentingnya pengalaman dan materi belajar bagi kehidupan siswa, dengan demikian siswa akan belajar bukan hanya sekadar untuk memperoleh nilai atau pujian akan tetapi didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhannya.

4.    Alokasi Waktu dan Sarana Penunjang
Waktu yang tersedia dalam pemberian materi pelajaran satu jam pelajaran 45 menit, maka metode yang dipergunakan telah dirancang sebelumnya, termasuk di dalamnya perangkat penunjang pembelajaran, perangkat pembelajaran itu dapat dipergunakan oleh guru secara berulang-ulang, seperti transparan, chart, video pembelajaran, film, dan sebagainya.
Dalam kurikulum pembelajaran terdapat sejumlah kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik dalam kurun waktu tertentu, misalnya satu semester atau satu tahun ajaran. Untuk mencapai standar kompetensi ataupun kompetensi dasar tersebut, guru mengembangkan bahan ajar dalam proses pembelajaran. Kemudian menyampaikan kepada peserta didik. Dalam penyampaiannya diperlukan strategi yang tepat agar mencapai sasaran. Penentuan alokasi waktu dalam setiap tema dalam materi ajar sangat berpengaruh terhadap strategi yang dipilih oleh guru dalam menyampaikan materi ajar.
Sedangkan apabila sarana dan prasarana lengkap sesuai kebutuhan, strategi pembelajaran yang dipilih harus benar-benar dapat dimanfaatkan secara maksimal dan optimal. Apabila hal itu tidak dilakukan, tentu menimbulkan kemubadziran saja. Sebaliknya apabila sarana dan prasarana belajar kurang lengkap, guru yang bijaksana tentu tidak menyerah dengan keadaan begitu saja, guru harus mengatur mempersiapkan diri bagaimana memilih strategi pembelajaran yang tepat. Tanpa mengurangi hak peserta didik untuk belajar dalam suasana yang kondusif, menyenangkan, penuh kreatifitas dan bergairah.[16]

5.    Jumlah Siswa
Idealnya metode yang kita terapkan di dalam kelas perlu mempertimbangkan jumlah siswa yang hadir, rasio guru dan siswa agar proses belajar mengajar efektif, ukuran kelas menentukan keberhasilan terutama pengelolaan kelas dan penyampaian materi.
Para ahli pendidikan berpendapat bahwa mutu pengajaran akan tercapai apabila mengurangi besarnya kelas, sebaliknya pengelola pendidikan mengatakan bahwa kelas yang kecil-kecil cenderung tingginya biaya pendidikan dan latihan. Kedua pendapat ini bertentangan, manakala kita dihadapkan pada mutu, maka kita membutuhkan biaya yang sangat besar, bila pendidikan mempertimbangkan biaya sering mutu pendidikan terabaikan, apalagi saat ini kondisi masyarakat Indonesia mengalami krisis ekonomi yang berkepanjangan.
Pada sekolah dasar umumnya mereka menerima siswa maksimal 40 orang, dan sekolah lanjutan maksimal 30 orang. Kebanyakan ahli pendidikan berpendapat idealnya satu kelas pada sekolah dasar dan sekolah lanjutan 24 orang.
Ukuran kelas besar dan jumlah siswa yang banyak, metode ceramah lebih efektif, akan tetapi yang perlu kita ingat metode ceramah memiliki banyak kelemahan dibandingkan metode lainnya, terutama dalam pengukuran keberhasilan siswa. Disamping metode ceramah guru dapat melaksanakan tanya jawab, dan diskusi. Kelas yang kecil dapat diterapkan metode tutorial karena pemberian umpan balik dapat cepat dilakukan, dan perhatian terhadap kebutuhan individual lebih dapat dipenuhi.

6.    Pengalaman dan Kewibawaan Pengajar
Guru yang baik adalah guru yang berpengalaman, pribahasa mengatakan ”Pengalaman adalah guru yang baik”, hal ini diakui di lembaga pendidikan, kriteria guru berpengalaman, dia telah mengajar selama lebih kurang 10 tahun, maka sekarang bagi calon kepala sekolah boleh mengajukan permohonan menjadi kepala sekolah bila telah mengajar minimal 5 tahun. Dengan demikian guru harus memahami seluk-beluk persekolahan. Strata pendidikan bukan menjadi jaminan utama dalam keberhasilan belajar akan tetapi pengalaman yang menentukan, umpamanya guru peka terhadap masalah, memecahkan masalah, memilih metode yang tepat, merumuskan tujuan instruksional, memotivasi siswa, mengelola siswa, mendapat umpan balik dalam proses belajar mengajar. Jabatan guru adalah jabatan profesi, membutuhkan pengalaman yang panjang sehingga kelak menjadi profesional, akan tetapi profesional guru belum terakui seperti profesional lainnya terutama dalam upah (payment), pengakuan (recognize). Sementara guru diminta memiliki pengetahuan menambah pengetahuan (knowledge esspecialy dan skill) pelayanan (service) tanggung jawab (responsbility)dan persatuan (unity) (Glend Langford, 1978).
Di samping berpengalaman, guru harus berwibawa. Kewibawaan merupakan syarat mutlak yang bersifat abstrak bagi guru karena guru harus berhadapan dan mengelola siswa yang berbeda latar belakang akademik dan sosial. Guru merupakan sosok tokoh yang disegani bukan ditakuti oleh anak-anak didiknya. Kewibawaan ada pada orang dewasa, ia tumbuh berkembang mengikuti kedewasaan, ia perlu dijaga dan dirawat, kewibawaan mudah luntur oleh perbuatan-perbuatan yang tercela pada diri sendiri masing-masing. Jabatan guru adalah jabatan profesi terhomat, tempat orang-orang bertanya, berkonsultasi, meminta pendapat, menjadi suri tauladan dan sebagainya, ia mengayomi semua lapisan masyarakat.






BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.    Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran.
2.    Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran PAI
a.    Strategi Pembelajaran Kooperatif
b.    Strategi Pembelajaran Kontekstual
c.    Strategi Pembelajaran Ekspositori
d.   Strategi Pembelajaran Inkuiri
e.    Strategi Pembelajaran Individual
f.     Strategi Pembelajaran Guided Note Taking
3.    Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi pembelajaran diantaranya tujuan pembelajaran, aktivitas dan pengetahuan awal siswa, integritas bidang studi/pokok bahasan, alokasi waktu dan sarana penunjang, jumlah siswa, pengalaman dan kewibawaan pengajar.

B.  Saran
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini kurang sempurna, maka dari itu kritik dan saran dari pembaca sangat dibutuhkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.




DAFTAR PUSTAKA

Maksudin, Pengembangan Metodologi Pendidikan Agama Islam Pendekatan Dialektik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2015.
Heni Mularsih, Strategi Pembelajaran, Tipe Kepribadian Dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama, Makara Sosial Humaniora, Vol. 14, No. 1, 2010.
Surya Dharma, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, 14-KODE-03-B5-Strategi-Pembelajaran-dan-Pemilihannya, Jakarta, 2008.
Abdul Majid dan Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiah Dalam Implementasi Kurikulum 2013, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014.
Heri Gunawan, Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Alfabeta, Bandung, 2012.
Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karekter, PT Rosdakarya, Bandung, 2013.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2008.
Rini Dwi Susanti, Strategi Pembelajaran Bahasa, Nore Media Interprise, Kudus, 2011.




[1] Maksudin, Pengembangan Metodologi Pendidikan Agama Islam Pendekatan Dialektik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2015, hlm. 95.
[2] Ibid., hlm. 96.
[3]Heni Mularsih, Strategi Pembelajaran, Tipe Kepribadian Dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama, Makara Sosial Humaniora, Vol. 14, No. 1, 2010, hlm. 67.
[4] Surya Dharma, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, 14-KODE-03-B5-Strategi-Pembelajaran-dan-Pemilihannya, Jakarta, 2008, hlm. 3.
[5] Heni Mularsih, Op Cit., hlm. 67.
[6] Ibid, hlm. 233.
[7] Ibid, hlm. 234.
[8] Heri Gunawan, Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 249
[9] Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karekter, PT Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm.146-147
[10] Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2008, hlm. 29-30
[11] Suyadi, Op.cit., hlm.117
[12] Surya Dharma, Op.cit., hlm.36
[13] Ibid., hlm.116
[14] Heri Gunawan, Op Cit., hlm. 261.
[15] Rini Dwi Susanti, Strategi Pembelajaran Bahasa, Nore Media Interprise, Kudus, 2011, hlm. 24.
[16] Ibid, hlm. 30.