OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SMK NU MIFTAHUL FALAH KUDUS
Disusun Guna
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Psikologi Pendidikan
Dosen pengampu: Sulasfiana Alfi Raida, M.Pd.
Disusun oleh
kelompok 4 Kelas B1-PAI:
1.
Sigit
Haryanto (1410110041)
2.
Erina
Estiani (1410110051)
3.
Halimah (1410110059)
4.
Nurul Izzati (1410110064)
5.
M. Humam
Abdillah (1410110072)
6.
Ristiana Nisa’ (1410110074)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2016
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Observasi merupakan suatu kegiatan meninjau ke
lapangan untuk mencari informasi sedetail dan semaksimal mungkin tentang materi
yang sedang dipelajari. Sehubungan dengan adanya mata kuliah Psikologi Pendidikan yang membahas
banyak tentang bagaimana hubungan guru dengan siswanya selama proses
pembelajaran berlangsung. Bagaimana respon yang ditujukan siswa terhadap hasil
belajar yang telah ia capai.
Dengan adanya psikologi
pendidian guru dapat mengimplementasikan teori-teori psikologi pendidikan dalam
proses pembelajaran. Peran seorang guru tidak hanya memberikan ilmu
pengetahuan, namun juga harus membimbing siswanya agar memperoleh makna dan
pengalaman belajar. Menyadari peserta didik bukan sebagai obyek, namun peserta
diidik merupakan subyek pembelajaran yang memiliki kemampuan.
Seorang guru atau pendidik
yang memahami psikologi pendidikan, ia tidak hanya sebatas mengenal siswanya,
namun memahami keberadaan siswa dan menyelami aspek kejiwaan (kepribadian)
peserta didik. Selain itu, guru paham akan posisi untuk menempatkan siswanya,
yaitu melibatkan secara emosional dan membangkitkan peserta didik dalam
mengikuti pembelajarannya, tentunya dengan strategi-strategi tersendiri yang
telah direncanakan sebelum adanya proses pembelajaran.
Untuk mengukur dan mengetahuai
seberapa jauh praktik psikologi pendidikan yang telah dilaksanakan seorang guru
dalam proses pembelajarannya khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam di sekolah tertentu. Maka dari itu kami bermaksud mengadakan observasi
terkait penerapan ilmu psikologi pendidikan terhadap proses pembelajaran di dalam kelas. Obyek
yang kami tentukan dalam melakukan observasi pada kesempatan kali ini adalah
sebuah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di desa Cendono yaitu SMK NU
Miftahul Falah.
2. Tujuan Observasi
a) Mencari informasi sedetail dan seakurat mungkin
mengenai proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam si sekolah
tersebut.
b) Mengetahui peran Psikologi Pendidikan dalam Proses pembelajaran Pendidikan
Agama Islam.
c) Menganalisis model atau metode yang digunakan guru dalam penyampaian materi
PAI di kelas X Multimedia 1 SMK NU Miftahul Falah.
d) Menganalisis pendekatan yang
digunakan guru dalam proses pembelajaran.
B. HASIL OBSERVASI
1. Deskripsi Sekolah
Nama Sekolah :
SMK NU Miftahul Falah
NSS : 20338291
Alamat Sekolah :
Jalan Raya Muria No 1A Km 07 Cendono
Dawe Kudus 59353
b) Multimedia
Metode penelitian : Observasi dan wawancara
Penjelasan Deskripsi Sekolah dan Perangkatnya
SMK NU Miftahul Falah berlokasi di jalan
Raya Muria Km 07 Cendono Dawe Kudus. Sekolah yang berdiri tahun 2004 itu terletak di sekitar
pemukiman warga Desa Cendono Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. SMK yang terkenal
dengan keasrian lingkungan sekolahnya dipimpin oleh Bpk. Sutrisno. Selain itu,
sekolah ini juga memiliki kegiatan ekstrakulikuler yang sangat baik, menarik,
dan beragam sehingga memfasilitasi siswanya untuk dapat mengembangkan bakat
sesuai dengan minat mereka. Diantara ekstrakulikuler yang dimiliki adalah:
Pramuka, Debat Bahasa Inggris, Jurnalistik, Baku Lamaran Dan Tata Rias,
Qira’ah, Jurnalistik, Pranata Cara/MC, Saka Bhayangkara. Sekolah yang memiliki
dua jurusan yaitu Tata Busana dan Multimedia memiliki beberapa fasilitas,
antara lain:
a) Tempat Parkir
b) Pos Satpam
c) Lapangan
d) Laboratorium Komputer
e) Laboratorium Multimedia
f) Laboratorium Tata Busana
g) Kantin
h) Kantor
i)
Perpustakaan
j)
Hotspot Area
2. Waktu Pelaksanaan
Uraian Hasil Aktifitas Observasi
Observasi yang dilakukan di SMK NU Miftahul
Falah itu terjadi pada hari Selasa, 22 maret 2016 mulai pukul 07.00 sampai
dengan pukul 08.10 WIB. Kami membagi kelompok observasi menjadi tiga. Kelompok
pertama (Ristiana Nisa’ dan Erina Estiani) melakukan observasi di kelas selama
2 jam pelajaran (70 menit) pada mata pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) yang diampu oleh Bp.
Abdul Afif, S.Pd.I di kelas X Multimedia 1. Kelompok kedua (Nurul Izzati dan
Halimah) melakukan pengamatan dan dokumentasi. Sedangkan kelompok ke tiga (Sigit
Hariyanto dan M. Humam Abdillah) melakukan wawancara.
3. Kompetensi Belajar yang Ditekankan
Dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di SMK NU Miftahul Falah kompetensi yang ditekankan oleh guru pengampu
adalah:
a. Kecerdasan (kognitif)
Dalam proses pembelajaran seorang guru
aktif melakukan proses tanya jawab dengan siswa-siswanya. Guru memberikan
pertanyaan dan siswa yang mengetahui jawabannya dapat mengangkat tangan,
sedangkan guru berhak memilih siapa yang akan menjawab pertanyaannya tersebut.
Respon peserta didik dalam menganggapi
pertanyaan yang diberikan oleh guru sangat baik. Mereka memiliki antusias yang
tinggi terhadap proses tanya jawab tersebut. Mayoritas dari mereka menunjukkan
keaktifannya dalam proses tanya jawab yang sedang berlangsung, sehingga suasana
di dalam kelas lebih hidup.
b. Sikap (Afektif)
Sedangkan dalam ranah sikap (afektif), proses
pembelajaran di dalam kelas guru kurang menekankan pada pentingnya seorang
siswa dalam memiliki sikap tawadhu’
terhadap guru. Sehingga, tidak ada
jarak di antara mereka selayaknya sikap
yang seharusnya dimiliki seorang siswa terhadap gurunya.
c. Keterampilan (Psikomotorik)
Dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama
Islam yang berlangsung di kelas X Multimedia 1 SMK NU Miftahul Falah ranah
keterampilan (psikomotorik) yang diberikan oleh guru yaitu:
1) Guru memberikan tugas kepada siswanya untuk membuat beberapa soal
kemudian dikumpulkan, lalu dibahas bersama-sama.
2) Guru memberikan tugas kepada siswanya untuk menulis dan menghafalkan
hadits terkait materi yang sedang dipelajari saat itu, yaitu hadits tentang
penyakit.
4. Motivasi Belajar Peserta Didik
Berdasarkan hasil observasi yang telah
dilakukan di SMK NU Miftahul Falah, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
siswa-siswa kelas X Multimedia terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam
sangat baik. Dapat dilihat dari bagaimana respon peserta didik dalam
mendengarkan materi yang sedang disampaikan oleh pendidik. Selain metode yang
digunakan adalah ceramah, pendidik juga menggunakan metode tanya jawab, dimana
metode tersebut adalah suatu teknik untuk memberi motivasi pada peserta didik
agar tergerak pemikirannya untuk bertanya selama mendengarkan atau guru yang
mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu, peserta didik menjawab.
Respon mereka sangat antusias sekali ketika
guru memberikan pertanyaan kemudian guru menyuruh siswanya untuk menjwab
ataupun sebaliknya, siswa melontarkan pertanyaan kemudian dijawab oleh guru.
Respon tersebut terlihat ketika mayoritas dari mereka banyak yang mengangkat
tangan dan bersemangat untuk bertanya dan menjawab pertanyaan tersebut.
Sehingga suasana di dalam kelas sangatlah hidup karena semua siswanya aktif dengan berusaha bertanya dan menjawab
pertanyaan yang didiberikan. Hal itu menandakan keingintahuan mereka terhadap
materi yang disampaikan sangatlah tinggi dengan banyaknya dari mereka yang
bertanya.
Ketika pendidik memberikan tugas kepada
siswanya, tidak tampak dari mereka yang mengeluh terhadap tugas yang diberikan,
sangat mudah diarahkan, memiliki kebiasaan – kebiasaan yang diajarkan
oleh pendidik dengan baik. Begitu juga
peran pendidik dalam motivasi belajar siswa. Peran pendidik sangat dibutuhkan
jika motivasi belajar siswa dalam
penurunan, akan tetapi disini tidak terlihat adanya penurunan motivasi
belajar dari peserta didik.
Dalam memotivasi para siswanya, diluar
kelas di pasang daftar nama siswa yang berprestasi. Hal itu dengan maksud agar
para siswanya menjadi semangat dan termotivasi untuk berprestasi seperti teman
yang lain. Diluar kelas juga diberikan informasi mengenai SNMPTN 2016 bagi
siswa yang ingin melanjutkan ke universitas. Hal tersebut jelas sekali adanya
kerjasama yang baik antara pihak sekolah dengan para siswanya memberikan
informasi tentang universitas-universitas yang nantinya mereka ingin
melanjutkan ke perguruan tinggi. Sehinggaa dengan adanya pemasangan papan
informasi tersebut, membuat para siswanya menjadi bersemangat dalam belajarnya
supaya bisa melanjutkan sekolah sampai ke perguruan tinggi.
5. Orientasi Belajar
Dalam proses pembelajaran, guru melakukan berbagai pendekatan. Pendekatan
merupakan patokan atau sudut pandang dalam menjalankan proses belajar dan
mengajar. Namun sudut pandang dalam pembelajaran lebih bersifat teoritis.
Dikatakan seperti ini karena pendekatan itu untuk mengungkapkan
pemikiran-pemikiran guru dalam mewujudkan pembelajaran yang berkualitas.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMK NU Miftahul
Falah, motivasi belajar siswa-siswa kelas X Multimedia terhadap pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Proses pembelajaran bersifat dinamis. Dinamisasi
proses itu ditandai dengan adanya interaksi (hubungan timbal balik) antara guru
dengan siswa, siswa dengan temannya atau siswa dengan sumber belajar yang ada. Buku termasuk sumber belajar yang sangat diperlukan
dalam mencapai keberhasilan pembelajaran.
Interaksi yang terjadi dalam pembelajaran akan mengarahkan guru pada dua
pilihan sasaran dalam menjalankan pembelajaran. Oleh sebab itu orientasi
pembelajaran di SMK NU Miftahul Falah kami penulis simpulkan menjadi dua yaitu:
a. Orientasi Pada Siswa
Pendekatan pembelajaran ini berorientasi pada siswa (oriented student approach). Pada observasi yang telah kami lakukan
di SMK NU Miftahul Falah kelas X Multimedia 1, pandangan pendekatan ini menenempatkan siswa sebagai
objek sekaligus subjek yang belajar. Dalam pengamatan kami guru disini berperan
sebagai pembimbing, fasilitator dan motivator, sebagaimana standar guru pada
umumnya. Akan tetapi pada mata pelajaran PAI ini guru memberikan metode
pengajaran yang berbeda, dimana metode yang digunakan adalah menyesuaikan
dengan peserta didik yang dihadapi. Hal ini dilakukan agar peserta didik
tertarik untuk menyimak, memahami dan mengaplikasikan mata pelajaran PAI yang
telah disampaikan. Terbukti ketika beberapa
peserta didik dilempar sebuah pertanyaan tentang materi penyakit hati
yang telah disampaikan sebelumnya rata-rata mereka bisa menjawab dengan tepat.
Yang terpenting adalah bukan tentang bagaimana guru mengajar akan tetapi
bagaimana peserta didik belajar. Dan sebisa mungkin menyeimbangkan keduanya.
b.
Orientasi Pada Guru
Sebagai pengelola pembelajaran, guru perlu menetapkan pendekatan apa yang
digunakan untuk ketercapaian tujuan pembelajaran. Dalam pendidikan, ada titik
acuan pembelajarannya adalah guru dan ini disebut pembelajaran berorientasi
pada guru (teacher oriented approach).
Pada pengamatan yang telah kami lakukan, guru menyajikan informasi belajar
kepada siswa. Dan juga memperhatikan bagaimana siswa menguasai materi pelajaran dengan baik melalui tindakan guru
di ruang kelas. Dalam hal ini, guru memegang peranan penting sebagai pemberi
informasi yang harus dikuasai oleh siswa. Dan yang kami lihat keduanya telah
dilakukan dengan baik guru menyampaikan materi dengan baik dan peserta didik
mengangkap meteri juga dengan baik, bahkan peserta didik terlihat antusias
ketika memperhatikan guru yang sedang menjelaskan tentang materi.
Demikian dua jenis orientasi guru
dalam menjalankan proses pembelajaran di sekolah SMK NU Miftahul Falah.
6. Manajemen Kelas
Dalam proses pembelajaran di kelas X
Multimedia 1 guru dan siswa saling berinteraksi, yaitu guru lebih sering
menjelaskan materi dengan berdiri dari pada duduk, dan siswa sering
mengacungkan tangannya untuk bertanya dan juga menjawab pertanyaan. Guru menjelaskan
tidak hanya di depan melainkan juga terkadang ke belakang dan menghampiri
siswanya.
No.
|
Aspek Pengamatan
|
Pertanyaan Pemandu
|
PAI
X MM.1
|
|
Ya
|
Tidak
|
|||
1.
|
Guru Membuka Pembelajaran
|
a.
Ketika guru memasuki Kelas siswa duduk
dengan rapi ditempat duduknyamasing-masing.
b.
Kt Ketika guru memasuki kelas guru memberikan senyuman kepada siswa-siswinya lalu mengucapkan salam dan “selamat pagi anak-anak”.
c.
Kk Guru dan siswa memulai pembelajaran
dengan pembacaan do’a yang di pimpin salah salah satu siswa dari kantor
d.
Gu Guru mengabsen siswa satu
persatu dan mengisi jurnal kelas
e. Guru menyiapkan alat tulis pembelajaran
seperti kapur, pengahapus, dan buku pegangan guru (buku paket).
f. Guru melakukan appersepsi atau review ulang materi yang telah lalu.
|
√
√
√
√
√
√
|
|
2.
|
Guru
Menyampaikan Pembelajaran
|
·
a.
Guru menginformasikan materi pelajaran yang akan
dipelajari
b.
Guru menggunakan media
papan tulis dalam menyampaikan materi pembelajaran.
c.
Sebelum guru menjelaskan materi melalui
media papan tulis guru menulis dan melakukan tanya jawab tentang materi yang
akan dipelajari guna untuk mengetahui kemampuan siswa dalam materi yang akan
dipelajari.
d.
Melalui penjelasan guru, siswa mampu
bertanya dan menjelaskan materi yang telah
diajarkan guru
e.
Melalui media papan
tulis guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang materi terkait.
|
√
√
√
√
√
√
|
|
7. Tanggapan Terhadap Proses Pembelajaran Di Sekolah
Berikut tanggapan individu dari kelompok
kami terhadap proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK NU Miftahul
Falah:
a) Halimah
Berdasarkan observasi yang kelompok
lakukan, saya beranggapan bahwa proses pembelajaran yang berlangsung di dalam
kelas sudah cukup baik, mulai dari kondisi di dalam kelas cukup kondusif dan
tidak gaduh. Para siswanya memperhatikan dengan baik mengenai materi yang
disampaikan oleh pendidik. Metode yang digunakan sealain ceramah adalah tanya
jawab, dimana seorang guru memberi kebebasan kepada siswanya untuk mengajukan
pertanyaaan seputar isi dari mata pelajaran yang disampaikan, mana yang belum
dipahami, dan siswa juga diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang di
berikan oleh guru sehingga para siswanya bukan hanya bisa bertanya saja tapi
juga diajarkan atau belajar bagaimana supaya bisa menjawab pertanyaan.
Dengan begitu suasana kelas menjadi lebih
hidup karena siswanya aktif dengan diberikan kesempatan untuk bertanya ataupun
menjawab pertanyaan dari guru. Sebagai penunjang proses pembelajaran, di dalam
kelas juga disediakan fasilitas yang menunjang seperti penggunaan proyektor,
laptop, papan tulis, internet dan sebagainya. Tetapi yang masih kurang efektif
dalam proses belajar mengajar adalah kurangnya sikap tawadhu’ yang dimiliki
oleh sebagian siswa kepada gurunya padahal semua siswanya adaah putri, terbukti
ketika mereka bertanya tidak menggunakan bahasa yang sesuai, kurang santun,
sehingga tidak ada perbedaan atau jarak diantara mereka padahal seorang guru
itu harus dihormati dan siswa itu juga
harus mempunyai rasa ra’dib dan hormat kepada gurunya dengan berperilaku yang
sopan dan menggunakan bahasa yang santun walaupun itu berlangsung di dalam
kelas atau bahkan dimanapun ketika bertemu dengan gurunya.
b) Erina Estiani
Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan,
saya mengamati bahwa proses pembelajarannya sangatlah menarik dan aktif. Guru
menyampaikan materinya tidak monoton sehingga siswa tidak merasakan kejenuhan
di dalam kelas. Guru dan siswa terlihat sangat akrab dan saling berinteraksi dengan
baik pada proses pembelajaran tersebut. Seorang guru menggunakan metode ceramah
sebagai awalan dari proses pembelajaran. Selain ceramah, guru juga menggunakan
metode Tanya jawab. Hal ini memicu agar siswa berani bertanya dan juga
mengutarakan jawaban. Keaktifan tanya jawab di kelas menjadikan suasana kelas
semakin hidup dan hal tersebut dapat melatih kecakapan dan kecerdasan siswa
dalam menyatakan pendapat dan inspirasinya melalui tanya jawab.
Selain itu suasana kelas juga nyaman,
karena lengkap dengan fasilitasnya. Yang salah satunya telah disediakan
proyektor, guna mempermudah penyampaian materi dari guru kapada muridnya. Akan
tetapi fasilitas tersebut kurang digunakan secara maksimal. Hanya digunakan
pada waktu awal saja.
Sesuai pengamatan saya, selain di atas juga
saya mengamati terhadap sikap siswa di kelas. Sikap terhadap guru maupun
terhadap temannya sendiri. Siswa terlalu berani berbicara kepada gurunya tanpa
memperhatikan sopan santun yang harus diterapkan. Pertanyaan-pertanyaan yang
diungkapkan terkadang tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Sehingga
pembahasan seringkali keluar dari tema yang akan dibahas. Itulah salah satu
yang menyebabkan siswa ramai dan tidak terlalu memperhatikan sikapnya.
c) M. Humam Abdillah
Alhamdulilah dengan niat dan juga tekad yang
saya miliki akhirnya saya telah usai melakukan
observasi yang saya lakukan bersama kelompok saya,
berdasarkan pengamatan yang saya lakukan ,pertama saya merasa kagum dengan
suasana di sekolah, diiringi dengan udara pagi yang sangat sejuk para siswa pun
mulai memasuki ruangan kelas masing masing. Dan saya menjumpai seorang guru
sedang memberikan punishment kepada beberapa siswa yang terlambat masuk sekolah .dan sayapun mengamati bagaimana penanganan seorang guru terhap
siswa yang terlambat, dan saya rasa penanganan guru kepada murid sudah cukup
baik karena tidak menggunakan kekerasan, dan siswa pun di tuntut untuk bisa
lebih jujur ketika di tanya oleh guru.
Dan
pembelajaran di dalam kelas pun juga sudah cukup baik , selain menggunakan
metode ceramah guru juga menggunakan metode Tanya jawab .dengan begitu siswa
akan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran ,selain itu juga guru
memberikan reward berupa uang ketika guru memberikan pertanyaan kepada
siswa,dari segi fasilitaspun sudah cukup lengkap mulai dari proyektor, papan
tulis dan juga perlengkapan yang
lainya.dan satu hal yang baru pertama saya jumpai mengenai metode ketika
pergantian jam pelajaran ,semua siswa di suruh keluar untuk berlari mengelilingi
lapangan supaya para siswa fresh kembali
dan bisa mengikuti proses pembelajaran
dengan lebih baik lagi.
d) Ristiana Nisa’
Dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di kelas X Multimedia 1 SMK NU Miftahul Falah, terjadi berbagai interaksi
berikut:
Interaksi Guru – Siswa:
1) Siswa sangat aktif
pada saat guru bertanya tentang materi yang telah
dijelaskan.
2) Interaksi guru, dan siswa banyak terjadi karena rata-rata siswa banyak menguasai materi
yang diajarkan.
3) Guru begitu mudah menjelaskan materi kepada siswa karena penggunaan metode
dan media sesuai dengan materi.
Interaksi Siswa-guru:
1)
Interaksi siswa dan guru
begitu dekat dan akrab sehingga timbul keingintahuan siswa tentang materi
yang dipelajarai dan guru terbuka memberikan penjelasan kepada muridnya.
2)
Partisipasi siswa dalam
pembelajaran sangat terlihat seperti siswa bergantian untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan guru dengan cara menunjuk tangan.
3)
Dengan demikian siswa didalam kelas sangat merespon
apa yang disampaikan guru sehingga guru sangat mudah dalam mengajar .
4)
Tidak ada siswa yang takut, segan dan malu-malu dalam bertanya.
5)
Respon murid-murid dengan tanya jawab yang telah diberikan guru
sangat bagus sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran.
6)
Siswa yang tidak mengerti tentang materi yang diajarkan oleh gurunya, mereka tidak malu-malu ataupun takut untuk menanyakan kepada guru.
Dengan adanya hal-hal yang telah disebutkan di atas,
maka peran Psikologi Pendidikan dalam proses pembelajaran sangat diperlukan
untuk menggairahkan motivasi belajar siswa.
e)
Sigit Haryanto
Dari observasi yang telah saya lakukan,di SMK NU
Miftahul Falah, Ketika pelajaran berlangsung di dalam
kelas, bahwa guru memberikan materi kepada siswa menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab sangat baik,
siswa mampu
mendengarkan apa yang dibicarakan gurunya. dan siswa dapat memperhatikan materi apa yang
telah di sampaikan gurunya
dengan mudah.
Dengan menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab maka siswa dapat tenang dan aktif bertanya. karena antara guru dan siswa saling berinteraksi dan siswa
dapat memahami apa yang sudah di berikan materi oleh
gurunya.
Maka dari pernyataan di atas, bahwa metode ceramah dan
Tanya jawab yang di lakukan guru tersebut. Siswa dapat aktif bertanya tanpa malu-malu menyatakan
pertanyaan kepada guru itu. Sehingga dalam pembelajaran di kelas jadi ramai dan membuat siswa itu
senang. Ketika pergantian mata pelajaran satu ruangan kelas siswa di suruh
keluar gurunya untuk mengelilingi halaman sekolahan secara berurutan, supaya
ketika pembelajaran berlangsung siswa dapat fokus menerima materi yang di
sampaikan gurunya.
f)
Nurul Izzati
Berdasarkan
observasi yang telah kami lakukan dari segi
pembelajaran guru memberika metode yang bagus dan menarik peseta didik
untuk memperhatikan dan menyimak mata pellajaran PAI, hal tersebut adalah poin
plus yang harus dimiliki seorang guru,
apalagi guru PAI,
Dari
segi penempatan waktu waktu yang
diberikan yaitu pada jam pertama sehingga mirid masih fresh dan terlihat siap
dan antusias mengikuti pelajaran. Dari segi
FASILITAS sudah memadai karena
lab yang ada sudah menyesuikan dengan jurusan masing-masing, yang paling
menarik adalah bagi siswa yang berprestasi maka namanya akan di cantumkan
dipapan pengumuman sisetiap sudut ruangan, menurut saya itu sangat menarik
karena dengan adanya papan prestasi tersebut sisiwa menjadi berlomba-lomba
untuk mendapatkan prestasi walaupun belum tentu semua, akan tetapi hal tersebut
sangan berpengaruh terhhad psikologi anak.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Seorang guru atau pendidik perlu mengetahui
teori-teori yang berkaitan dengan psikologi pendidikan, tidak hanya sebatas
mengetahuinya saja, ketika ia telah tahu maka penerapan dalam proses
pembelajaran juga perlu diterapkan khususnya dalam proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam.
Dengan menerapkan psikologi pendidikan
dalam proses pembelajarannya maka guru akan lebih mengenal siswa, memahami
keberadaan siswa sekaligus menyelami aspek kejiwaan atau kepribadian siswanya.
Dalam melakukan pembelajaran seorang guru tidak hanya memberikan ilmu
pengetahuan semata, namun juga mengajarkan nilai-nilai kehidupan, membimbing
agar memperoleh makna dan pengalaman belajar.
Selain itu, guru juga menyadari bahwa
peserta didik atau siswa bukan sebagai obyek yang harus terus menerus dijadikan
sasaran dalam proses pembelajaran, namun guru menempatkan siswanya sebagai
subyek pembelajaran yang memiliki kemampuan. Dengan begitu, siswa akan lebih
aktif dan proses pembelajaran khusunya dalam mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam di dalam kelas berlangsung lebih efektif.
2. Saran
Semoga kita
dapat mengambil hikmah dari apa yang telah kita bahas bersama, tentang perannan Psikologi Pendidikan dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di SMK NU Miftahul Falah. Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah kami, dan kami sadar bahwa makalah kami masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan kami terima
demi kesempurnaan makalah ini.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
(Pintu Gerbang Madrasah NU Miftahul Falah)
(Gedung SMK NU Miftahul Falah)
(Proses Pembelajaran PAI di SMK NU Miftahul
Falah)
(Kantor SMK NU Miftahul Falah)
(Laboratorium Tata Busana SMK NU Miftahul
Falah)
(Laboratorium Multimedia SMK NU Miftahul
Falah)
(Laboratorium Komputer) (Daftar Siswa
Berprestasi)
(Info Perguruan Tinggi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar