Minggu, 12 Maret 2017

AKHLAK TERPUJI (KTSP)

AKHLAK TERPUJI
(KTSP)
                                      
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Materi dan Pembelajaran Aqidah Akhlak Mts dan MA
Dosen Pengampu : Drs. H. Ahmad Fauzan, M.Ag

 









Disusun Oleh :
Kelas B2-PAI Kelompok 2

1.    M. Humam Abdillah             (1410110072)
2.    Ristiana Nisa’                        (1410110074)
3.    Amalia Maulida                     (1410110075)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2017

A.    STANDAR KOMPETENSI
1.      Menetapkan akhlak terpuji pada diri sendiri

B.     KOMPETENSI DASAR
1.1  Menjelaskan pengertian tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur, dan qona’ah.
1.2  Menunjukkan dalil naqli tentang tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur, dan qona’ah.
1.3  Mengidentifikasi perilaku yang termasuk kategori tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur, dan qona’ah.
1.4  Memahami dampak-dampak positif akhlak terpuji tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur, dan qona’ah.
1.5  Membiasakan diri berperilaku tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur, dan qona’ah.
1.6  Menyimulasikan contoh perilaku tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur, dan qona’ah.

C.    INDIKATOR
1.1.1        Peserta didik dapat menjelaskan pengertian tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur, dan qona’ah.
1.2.1        Peserta didik dapat menunjukkan dalil naqli tentang tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur, dan qona’ah.
1.3.1        Peserta didik dapat mengidentifikasi perilaku yang termasuk kategori tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur, dan qona’ah.
1.4.1        Peseta didik dapat memahami dampak-dampak positif akhlak terpuji tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur, dan qona’ah.
1.5.1  Peserta didik dapat membiasakan diri berperilaku tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur, dan qona’ah
1.6.1    Peserta didik dapat menyimulasikan contoh perilaku tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur, dan qona’ah.


D.    MATERI
1.      Tawakal
a.    Pengertian Tawakal
Berdasarkan tinjauan bahasa, tawakal (bahasa Arab),berasal dari kata kerja (tawakkala), yang artinya besandar, berserah diri atau mewakilkan. Menurut Iman Ghazali dalam bukunya Muhasyafah Al-Qull menjelaskan arti tawakal: Menyandarkan diri kepada Allah SWT dalam menghadapi setiap kepentingan, besardarkan kepada-Nya ketika mendapatkan kesukaran, teguh hati ketika ditimpa bencana, dengan jiwa yang tenang dan hati yang tentram.” Pemahaman tawakal ini bukan berarti menyerahkan diri secara total kepada Allah, melainkan menyerahkan diri setelah melakukan usaha dan bekerja secara maksimal. Istilah tawakaln ini terdapat dalam Al-Qur’an surat At Thalaq: 3
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا ﴿۳﴾
        Arinya: “Dan memberikan rizki dari yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupi (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendakinya), sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”  (Q.S.Thalaq: 3)

b.   Bentuk-bentuk Tawakal
Bentuk-bentuk tawakal kepada Allah ini dapat diketengahkan dengan contoh-contoh yang bisa kita teladani antara lain.
1)   Suatu hari ada seorang sahabat menemui Rasulullah SAW di masjid. Unta miliknya ia tinggalkan tanpa mengikatnya terlebih dahulu. Nabi pun menegur dan menanyakan tindakan sahabat tersebut, kemudian ia menjawab:  “Aku telah bertawakal kepada Allah.” Mendengar jawaban itu, nabi yang menganggap sebagai kekeliruan kemudian meluruskan maksud tawakal sebagaimana sabdanya: ”Ikatlah terlebih dahulu (untamu), setelah itu bertawakallah.” Hal itu selaras dengan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad:
مَاتَوَكَّلَ مَنِ اكْتَوَى وَلَا مَنِ اسْتَرْقَى (رواه أحمد)
Artinya: “Tidak termasuk perbuatan tawakal orang yang sengaja mengahanguskan dirinya dengan besi panas atau menjatuhkan dirinya dari tempat tinggi.” (H.R.Ahmad).
2)   Seorang pelajar setiap hari rajin belajar. Menjelang ujian dia lebih giat lagi dalam belajar. Dia juga selalu berdoa kepada Allah agar usahanya itu membuahkan hasil yang baik, nilainya tinggi. Kemudian pelajar tersebut menyerahkan sepenuhnya apa pun yang akan Allah tetapkan atas dirinya yang telah berusaha dengan maksimal dan belajar dengan sungguh-sungguh itu.

c.    Dampak Positif Tawakal
Adapun dampak positif dari tawakal sebagai berikut:
1)   Tawakal dapat mewujudkan keimanan yang tinggi dan sikap pasrah kepada Allah SWT
2)   Tawakal dapat mendukung upaya perdamaian antara sesama manusia
3)   Tawakal dapat memberikan kekuatan lahir batin ketika sedang menghadapi problem atau suatu masalah
4)   Tawakal dapat mendorong ketenangan jiwa dalam setiap langkah karena merasa selalu dekat dengan Allah
5)   Tawakal dapat menetapkan kesadaran bahwa segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali kepadaNya, dialah yang Maha Memiliki dan Maha Bijaksana yang tidak akan pernah menyia-siakan semua perbuatan hamba–hambaNya.
6)   Tawakal dapat mendatangkan kepuasan batin karena segala usahanya telah membuahkan hasil yang diridai oleh Allah swt

d.   Membiasakan Diri Berlaku Tawakal
Setiap tawakal harus senantiasa kita tancapkan pada diri kita sebagai menifestasi (perwujudan) tumbuhnya kesadaran bahwa semua keberhasilan yang telah kita capai adalah karunia Allah semata. Demikian pula sebaliknya apabila kegagalan menimpa kita, maka harus menyadari bahwa Allah Maha Berkenedak terhadap segala sesuatu. Dengan sikap tawakal maka kita akan terhindar dari rasa kecewa sikap mudah putus asa.
Setelah kita berusaha semaksimal mungkin, ternyata belum membuahkan hasil yang sesuai dengan harapan maka kita harus bersabar. Artinya kita tidak lantas diam menunggu datangnya nasib baik pada diri kita, tetapi kita harus tetap berusaha dan diiringi dengan do’a.
2.      Ikhtiyar
a.       Pengertian Ikhtiyar
Berdasarkan tinjauan bahasa, kata ikhtiyar berasal dari bahasa Arab yaitu إِخْتِيَارًا yang artinya memilih atau bisa juga diartikan berusaha. Ikhtiyar menurut istilah adalah suatu upaya yang telah dipertimbangkan untuk mencapai maksud yang diinginkan. Allah Maha Kuasa terhadap segala upaya manusia, maka Allah mengajurkan kepada orang yang beriman bahwa mereka wajib berusaha semaksimal mungkin agar mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Penegasan Allah ini sesuai dengan firman-Nya Al-Qur’an surat An-Najm ayat 39.
وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى﴿۳۹﴾
Artinya: “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.”
b.      Bentuk-Bentuk Ikhtiar
Bentuk-bentuk ikhtiar ini dapat ditegahkan dengan contoh-contoh yang dapat kita teladani, yaitu sebagai berikut:
1)   Seorang siswa Madrasah Tsanawiah belum bisa membaca huruf hijaiyah. Ketika dia diminta untuk membaca Al-Qur’an oleh guru BTA, dia gelagapan dan menjadi bahan tertawaan teman-temanya. Tetapi dia seorang siswa yang tidak pernah patah semangat. Maka agar tidak dipermalukan lagi, ia masuk diniyah meskipun tempatnya cukup jauh dan berusaha dengan sungguh-sungguh belajar kepada guru ngjinya. Akhirnya,dia mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan rutin hingga khatam beberapa kali.
2)   Pak Bambang mengaku sebagai seoarang muslim, tetapi masih sering melanggar larangan agama Allah SWT Judi, mabok-mabokan, dan minuman keras menjadi kesukaanya sehari-hari. Suatu hari dia mendengarkan radio dari kamar anaknya yang sekolah di Madrasah Tsanawiah yang menyiarkan pengajian. Ketika hatinya baru terbuka bahwa yang dilakukannya selama ini ternyata merupakan larangan agama islam. Akhirnya dia bertekad menjauhi perjudian dan mimuman keras setelah sadar bahwa perbuatan itu dapat mengantarkan ke neraka. Dengan usahanya yang keras itu kini pak Bambang menjadi orang Islam yang baik dan aktif ke masjid untuk salat berjama’ah.

c.       Dampak Positif Ikhtiar
Adapun dampak positif dari ikhtiar adalah sebagai berikut:
1)   Mendapat kemuliaan dari Allah dan terhormat di hadapan sesama manusia sebagai akibat kesungguhan yang dimiliki
2)   Dapat mengukur kemampuan dan hemat dalam membelanjakan rejeki dari Allah
3)   Merasa bangga karena ternyata dia mampu melaksanakan keinginannya dan puas karena kehidupannya menjdai lebih baik
4)   Dapat memperoleh kebagiaan dunia dan akhirat

d.      Membiasakan Diri Berikhtiar
Kita tentu mempunyai banyak sekali kebutuhan, baik berupa kebutuhan jasmani maupun rohani. Sebagai orang yang beriman, kita percaya bahwa Allah Maha Pemurah lagi Maha Penyayang kepada semua makhluknya. Maka kita harus berusaha keras mendapatkan kebutuhan tersebut. Usaha keras tersebut harus didukung oleh sikap-sikap antara lain, selalu semangat dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi setiap problem, giat dalam belajar, tekun dalam menjalankan semua tugas kita, dan pandai memanfaatkan waktu.
3.      Sabar
a.      Pengertian Sabar
Sabar adalah kuat menghadapi setiap penderitaan maupun segala sesuatu yang tidak disenangi dengan rida dan pasrah sepenuhnya kepada Allah SWT Bisa pula diartikan teguh hati dan tidak pernah mengeluh dalam menghadapi cobaan dan musibah. Sedangkan menurut istilah, sabar adalah tahan uji dalam menghadapi segala bentuk suka maupun duka dengan rida dan ikhlas seraya berserah diri hanya kepada Allah SWT Sabar termasuk salah satu amal yang diperintahkan oleh Allah SWT Sebagaimana firmannya dalam Al-Baqarah ayat 155:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ﴿١٥٥﴾
Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”.
Pentingnya sabar, bagaimana sabda Rasululllah dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim:
الصَّبْرُضِيَاءٌ (رواه مسلم)
Artinya: “Bersabar adalah cahaya”. (H.R. Muslim)
Iman Ghazali membagi sabar ini menjadi tiga kategori, yaitu sebagai berikut:
1)      Sabar dalam ketaatan  اَلصَّبْرُعَلَى الطَّاعَةِ
Pengertian sabar dalam ketaatan adalah bahwa kita menjalankan segala tugas dan kewajiban dengan penuh keikhlasan dan tidak  mudah mengeluh  atau  menggerutu.
2)      Sabar saat menghadapi musibah  اَلصَّبْرُعَلَى الْبَلَاءِ
Pengertian sabar saat menghadapi musibah adalah teguh hati atau dalam menghadapi ujian dan cobaan yang menimpa kita.
3)      sabar dari maksiat  اَلصَّبْرُعَلَى الْمَعْصِيَّةِ
Pengertian sabar dari maksiat adalah rela untuk meninggalkan segala perbuatan maksiat dan tidak merasa iri ketika melihat orang lain melakukan kemaksiatan.

b.      Bentuk dan contoh sabar
Bentuk-bentuk sabar ini dapat diketengahkan dengan contoh-contoh yang dapat kita teladani sebagai berikut:
1)   Ali tengah berduka. matanya lembab karena terlalu banyak menangis sejak ayah handanya tercinta meninggal dunia setelah beberapa hari sakit. Tetapi, Ali mencoba menyadari bahwa manusia tidak akan terhindar dari kematian, entah kapan, semuanya tinggal menunggu waktu. Akhirnya Ali dengan sabar menghilangkan kesedihan itu sedikit demi sedikit sehingga ia tidak berlama-lama terlarut dalam kedukaan.
2)   Ketika usai pembagian nilai mid semester, Hanifah bersukur dan melakukan sujud syukur karena ia mendapatkan rangking tertinggi, sebagai buah dari usahanya yang belajar dengan sungguh-sungguh. Tetapi, tak berselang lama ada berita tersebar bahwa Hanifah menerima kunci jawaban dari guru sehingga nilainya mencapai rata-rata lebih dari 90. Mendapat fitnah itu hanifah tetap sabar.dia tidak marah, meski tahu siapa yang menyebar fitnah itu.

c.       Dampak Positif dari Sabar
Adapun dampak positif dari salah satu akhlak terpuji ini, antara lain:
1)      Sebagai ujian bagi keimanan seseorang
2)      Merupakan peringkatan dari allah kepada manusia bahwa teramat kecil di hadapan-Nya
3)      Membuka jalan bagi terciptanya kehidupan yang damai dan tentram

d.      Membiasakan diri bersikap sabar
Membiasakan diri bersikap sabar bukanlah perkara yang mudah karena memerlukan latihan yang sungguh-sungguh. Agar dapat bersikap sabar, perlu diperhatikan beberapa hal berikut:
1)      Selalu ingat bahwa marah (lawan kata sabar) tidak dapat menyelesaikan masalah
2)      Memperbanyak bergaul dengan teman-teman yang baik,berakhlak mulia
3)      Membatasi diri dan bersikap hati-hati dalam bergaulan dengan teman yang bertawakal keras dan kasar

4.      Syukur
a.      Pengertian syukur dan pentingnya sukur
Berdasarkan tinjauan bahasa, kata syukur artinya berterima kasih. Kata syukur berasal dari bahasa arab yaitu شَكَرَ - يَشْكُرُ – شُكْرًا. Sedangkan menurut istilah, syukur adalah pernyataan terima kasih Allah SWT Prof. Dr. Quraisy Syihab memberi pengertian syukur yaitu, “menggunakan atau mengolah nikmat yang dilimpahkan Allah swt sesuai dengan yang dianugerahkan”. Allah telah menjelaskan dalam firmannya sebagimana yang terdapat dalam Al-Qur’an surat Ibrahim: 7
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ ﴿۷﴾
Artinya: “Jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

b.      Bentuk-bentuk atau contoh Bersyukur
Bentuk-bentuk syukur ini dapat diketengahkan dengan contoh-contoh yang dapat kita teladani, yaitu sebagai berikut:
1)      Safana membagi waktu antara membantu orang tua dan belajar. Meski besuk akan ulangan pelajaran akidah akhlak, dia tidak meninggalkan kewajibannya. Caranya, dia segera belajar setelah selesai membantu ibunya. Ketika ulangan, dengan mudah dia dapat menjawab hamper semua soal tersebut. Ia mengucapkan Alhamdulillah dan sujud syukur ketika nilainya 95. Safana menyadari bahwa nilainya itu bukan hanya karena belajarnya, tetapi nikmat yang Allah berikan kepadanya.
2)      Sebagai petani, keluarga Pak Ahmad bekerja keras menanam padi di sawah. Hasil panen yang diperoleh kadang melimpah dan pernah pula tidak sesuai harapan. Tetapi, setiap selesai panen Pak Ahmad tetap mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah kepadanya dengan memberikan sebagian hasil panennya sebagai zakat mal kepada panitia zakat mal baik mencapai nisab atau tidak.

c.       Dampak Positif Bersyukur
Adapun dampak positif dari rasa syukur itu,adalah sebagai berikut:
1)   Terjauhkan dari sifat rakus dan tamak,karena orang yang pandai senantiasa menyadari bahwa semua nikmat datangnya dari Allah swt
2)   Orang yang pandai mensyukuri nikmat Allah akan selalu bersyukur karena Allah menambah nikmat kepada orang yang pandai bersyukur
3)   Terhindar dari sifat kufur nikmat karena dengan bersyukur berarti ia telah merendah di hadapan Allah dan tidak sombong
4)   Menambah pahala karena telah melakukan sebagian dari perintah Allah,baik rasa syukur itu sendiri maupun tindakan yang menyertainya

d.      Membiasakan Diri Bersyukur
Cara kita bersyukur dapat kita lakukan dengan cara, yaitu sebagai berikut:
1)      Syukur dengan lisan dan hati. Artinya mengakui secara lisan bahwa segala kenikmatan itu datangnya dari Allah, dan lisan kita mengucapkan kalimah اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ, sedangkan syukur dengan hati artinya hati kita terdorong untuk menyadari bahwa segala kenikmatan yang kita terima datangnya dari Allah semata.
2)      Syukur dengan perbuatan, yaitu syukur yang diwujudkan dengan mempergunakan kenikmatan dari Allah itu pada bentuk peribadatan lainyang diridhai dan diperintahkan Allah.

5.      Qona’ah
a.      Pengertian Qana’ah
Berdasarkan tinjauan bahasa, qana’ah artinya cukup. Sedangkan menurut istilah, qana’ah yaitu suatu sikap yang ditunjukkan dengan senantiasa merasa cukup dengan segala sesuatu yang dimiliki dan menjauhkan diri dari sifat ketidakpuasan atau selalu dalam kekurangan. Qana’ah bisa diartikan sebagai suatu sikap menerima kenyataan hidup yang damai dengan ikhlas. Nabi Muhammad SAW barsabda:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرُوْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص.م قَالَ: قَدْأَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرَزَقَ كَفَافًا وَقَنَعَهُ اللهُ بِمَاأَتَاهُ (رواه مسلم)
Artinya: “Dari Abdullah bin Amru ra berkata: bahwa rasulullah SAW bersabda: sungguh beruntung setiap orang yang masuk Islam dan rezekinya cukup dan merasa cukup dengan pemberuan Allah kepadanya” (HR Muslim).

b.      Bentuk-bentuk Qana’ah
Bentuk-bentuk qana’ah ini dapat diketengahkan dengen contoh-contoh yang dapat kita teladani,yaitu sebagai berikut:
1)      Istiqamah tergolonh anak yang shalihah lagi qana’ah, ia lahir dari keluarga miskin di suatu kampong yang tidak jauh dari sekolahnya. Kendatipun yang banyak temannya yang naik sepeda, namun ia tidak minta sepeda kepada kedua orang tuanya. Ia cukup senang walaupun ke sekolah dengan berjalan kaki saja.
2)      Masyarakat lingkungan keluarga Bahrudin kebanyakan orang kaya. Rumah tinggalnya rata-rata mewah, namun kebanyakan mereka tidak mementingkan pendidikan anaknya. Ia merasa cukup dengan kondisi yang pas-pasan, asalkan mampu menyekolahkan anaknya sampai tingkat perguruan tinggi.

c.       Dampak Positif Qana’ah
Orang yang mempunyai sifat qana’ah, akan memperoleh manfaat positif, antara lain sebagai berikut:
1)      Menumbuhkan rasa ikhlas atas keadaan yang ada
2)      Mendorong kedekatan kepada Allah sehingga jiwa semakin tentram
3)      Meningkatkan sifat sabar atas segala ketentuan Allah
4)      Mempertimbal sikap tawakal kepada Allah
5)      Membentengi diri dari segala tipu daya yang bersifat duniawi
d.      Membiasakan Diri Bersikap Qana’ah
Agar dapat mensyukuri nikmat Allah perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1)      Sering memeperhatikan orang-orang yang lebih miskin agar dapat menumbuhkan kesadaran bahwa dirinya masih lebih bergantung
2)      Tidak sering memperhatikan orang yang lebih kaya agar kita tidak merasa kurang
3)      Membiasakan diri berlu hemat dalam membelanjakan uang sesuai kemampuan yang dimiliki
4)      Memperbanyak bergaulan dengen orang-orang miskin agar dapat merasakan suka duka hidup sebagaimana yang mereka rasakan.

E.     PENDIDIKAN KARAKTER
1.      Peserta didik dapat meningkatkan keimanan kepada Allah SWT dalam diri seseorang.
2.      Peserta didik dapat menumbuhkan rasa syukur dan sabar dalam diri
3.      Peserta didik dapat merasa ridha pada ketentuan Allah baik kenikmatan ataupun ujian
4.      Peserta didik dapat memiliki rasa Syukur dan sabar sebagai sarana meningkatkan kualitas diri agar lebih berharga dalam pandangan Allah SWT
5.      Peserta didik dapat selalu berfikir positif dalam menrima cobaan dan ujian dari Allah
6.      Peserta didik akan selalu berusaha menjadi manusia yang lebih baik di mata Allah

F.     MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah bermain peran (Role Playing). Model pembelajaran ini bertujuan untuk mengeksplorasi perasaan peserta didik, mentransfer dan mewujudkan pandangan mengenai perilaku, nilai dan persepsi peserta didik, mengembangkan keterampilan (skill) pemecahan masalah dan tingkah laku, dan mengeksplorasi materi pembelajaran dengan cara yang bervariasi.

G.    METODE PEMBELAJARAN
Metode yang digunakan dalam materi akhlak terpuji adalah:
1.      Metode Ceramah
Dengan menggunakan metode ceramah akan lebih efektif bila guru ingin menambah atau member penekanan terhadap materi yang dipelajari.
2.      Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk sejumlah pertanyaan yang harus dijawab , terutama dari guru kepada siswa, tetapi ada pula dari siswa kepada guru.
3.      Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar dengan cara memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya.
4.      Metode Sosiodrama
Sosiodrama adalah cara mengajar yang dilakukan oleh guru dengan jalan menirukan tingkah laku dari sesuatu situasi. Denagn metode tersebut, siswa akan lebih antusias dalam pembelajaran dan tingkat pemahaman siswa akan lebih mudah.
5.      Metode Penugasan.
Dengan menggunakan metode penugasan maka siswa akan lebih berpikir kritis dan aktif dalam menanggapi materi yang telah disampaikan oleh guru.

H.    KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan
Deskripsi
Pendahuluan
·         Pendidik mengucapkan salam
·         Pendidik mengkondisikan kelas
·         Pendidik menanyakan kehadiran peserta didik
·         Pendidik mengawali pembelajaran dengan membaca basmallah
·         Pendidik menjelaskan kompetensi yang harus dicapai siswa dalam kegiatan pembelajaran / mengemukakan tujuan pembelajaran
·         Pendidik memotivasi peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran
Isi
·         Pendidik menyampaikan materi tentang akhlak terpuji
·         Pendidik melakukan tanya jawab kepada peserta didik terkait materi tentang akhlak terpuji
·         Pendidik membagi kelompok diskusi menjadi 5 kelompok, sesuai dengan jumlah akhlak terpuji yang dipelajari
·         Pendidik menyampaikan tugas masing-masing kelompok untuk mempersiapkan simulasi tentang perilaku akhlak terpuji
·         Setiap kelompok diskusi membuat rancangan sosiodrama sesuai dengan tema masing-masing
·         Pendidik mengajak peserta didik menyimulasikan perilaku akhlak terpuji dengan cara bermain peran sesuai dengan tema kelompok masing-masing
·         Masing-masing kelompok menampilkan perannya secara bergantian sesuai dengan skenario yang telah dipelajarinya sedangkan kelompok lain memperhatikan atau menyimak dan memberi tanggapan
·         Setiap kelompok mengidentifikasi hal-hal yang dapat dipelajari dari penampilan sosiodrama yang telah ditampilkan.
Penutup
·         Pendidik menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dibahas.
·         Pendidik memberikan reward bagi kelompok yang tampil dengan baik
·         Pendidik memberikan tugas dengan mengerjakan soal-soal latihan sebagai evaluasi.
·         Pendidik bersama peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan membaca bacaan hamdalah
·         Pendidik menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

I.       EVALUASI
Essay
1.      Kapan tawakal itu dilakukan?
2.      Berikanlah contoh perilaku ikhtiyar!
3.      Bagaimana cara kita menghadapi cobaan atau ujian yang datang dari Allah SWT?
4.      Jelaskan pengertian syukur menurut Prof. Dr. Quraisy Syihab!

5.      Bagaimanakah pola hidup orang yang mempunyai sifat qona’ah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar