AKHLAK TERPUJI
(KTSP)
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Materi dan Pembelajaran Aqidah Akhlak Mts dan MA
Dosen Pengampu : Drs. H. Ahmad Fauzan, M.Ag
Disusun Oleh :
Kelas B2-PAI
Kelompok 2
1. M. Humam
Abdillah
(1410110072)
2. Ristiana Nisa’ (1410110074)
3. Amalia Maulida (1410110075)
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2017
A.
STANDAR KOMPETENSI
1.
Menetapkan akhlak terpuji pada diri sendiri
B.
KOMPETENSI DASAR
1.1 Menjelaskan
pengertian tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur, dan qona’ah.
1.2 Menunjukkan
dalil naqli tentang tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur, dan qona’ah.
1.3 Mengidentifikasi
perilaku yang termasuk kategori tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur, dan qona’ah.
1.4 Memahami
dampak-dampak positif akhlak terpuji tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur, dan
qona’ah.
1.5 Membiasakan diri
berperilaku tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur, dan qona’ah.
1.6 Menyimulasikan
contoh perilaku tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur, dan qona’ah.
C.
INDIKATOR
1.1.1
Peserta didik dapat menjelaskan pengertian tawakal,
ikhtiyar, sabar, syukur, dan qona’ah.
1.2.1
Peserta didik dapat menunjukkan dalil naqli tentang
tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur, dan qona’ah.
1.3.1
Peserta didik dapat mengidentifikasi perilaku yang
termasuk kategori tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur, dan qona’ah.
1.4.1
Peseta didik dapat memahami dampak-dampak positif
akhlak terpuji tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur, dan qona’ah.
1.5.1 Peserta didik dapat membiasakan diri
berperilaku tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur, dan qona’ah
1.6.1 Peserta didik dapat menyimulasikan contoh
perilaku tawakal, ikhtiyar, sabar, syukur, dan qona’ah.
D.
MATERI
1.
Tawakal
a.
Pengertian
Tawakal
Berdasarkan
tinjauan bahasa, tawakal (bahasa Arab),berasal dari kata kerja (tawakkala),
yang artinya besandar, berserah diri atau mewakilkan. Menurut Iman Ghazali
dalam bukunya Muhasyafah Al-Qull menjelaskan arti tawakal: “Menyandarkan diri
kepada Allah SWT dalam menghadapi setiap kepentingan, besardarkan kepada-Nya
ketika mendapatkan kesukaran, teguh hati ketika ditimpa bencana, dengan jiwa
yang tenang dan hati yang tentram.”
Pemahaman tawakal ini bukan berarti menyerahkan diri secara total kepada Allah,
melainkan menyerahkan diri setelah melakukan usaha dan bekerja secara maksimal.
Istilah tawakaln ini terdapat dalam Al-Qur’an surat At Thalaq: 3
وَيَرْزُقْهُ
مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا ﴿۳﴾
Arinya: “Dan memberikan rizki dari yang tiada
disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah
akan mencukupi (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang
dikehendakinya), sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap
sesuatu” (Q.S.Thalaq: 3)
b.
Bentuk-bentuk Tawakal
Bentuk-bentuk tawakal kepada Allah ini dapat diketengahkan dengan
contoh-contoh yang bisa kita teladani antara lain.
1) Suatu hari ada seorang
sahabat menemui Rasulullah SAW di masjid. Unta miliknya ia tinggalkan tanpa
mengikatnya terlebih dahulu. Nabi pun menegur dan menanyakan tindakan sahabat tersebut, kemudian ia menjawab: “Aku telah bertawakal kepada Allah.”
Mendengar jawaban itu, nabi yang menganggap sebagai kekeliruan kemudian
meluruskan maksud tawakal sebagaimana sabdanya: ”Ikatlah terlebih dahulu (untamu), setelah itu bertawakallah.” Hal itu selaras dengan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad:
مَاتَوَكَّلَ مَنِ اكْتَوَى وَلَا مَنِ اسْتَرْقَى (رواه أحمد)
Artinya: “Tidak termasuk perbuatan tawakal orang yang sengaja
mengahanguskan dirinya dengan besi panas atau menjatuhkan dirinya dari tempat
tinggi.” (H.R.Ahmad).
2) Seorang pelajar setiap hari
rajin belajar. Menjelang ujian dia lebih giat lagi dalam belajar. Dia juga
selalu berdoa kepada Allah agar usahanya itu membuahkan hasil yang baik,
nilainya tinggi. Kemudian pelajar tersebut menyerahkan sepenuhnya apa pun yang
akan Allah tetapkan atas dirinya yang telah berusaha dengan maksimal dan
belajar dengan sungguh-sungguh itu.
c.
Dampak Positif Tawakal
Adapun
dampak positif dari tawakal sebagai berikut:
1) Tawakal dapat mewujudkan
keimanan yang tinggi dan sikap pasrah kepada Allah SWT
2) Tawakal dapat mendukung upaya
perdamaian antara sesama manusia
3) Tawakal dapat memberikan
kekuatan lahir batin ketika sedang menghadapi problem atau suatu masalah
4) Tawakal dapat mendorong
ketenangan jiwa dalam setiap langkah karena merasa selalu dekat dengan Allah
5) Tawakal dapat menetapkan
kesadaran bahwa segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali kepadaNya,
dialah yang Maha Memiliki dan Maha Bijaksana yang tidak akan pernah menyia-siakan semua perbuatan
hamba–hambaNya.
6) Tawakal dapat mendatangkan
kepuasan batin karena segala usahanya telah membuahkan hasil yang diridai oleh
Allah swt
d.
Membiasakan Diri Berlaku Tawakal
Setiap tawakal harus senantiasa kita tancapkan pada diri kita sebagai
menifestasi (perwujudan) tumbuhnya kesadaran bahwa semua keberhasilan yang
telah kita capai adalah karunia Allah semata. Demikian pula sebaliknya apabila
kegagalan menimpa kita, maka harus menyadari bahwa Allah Maha Berkenedak
terhadap segala sesuatu. Dengan sikap tawakal maka kita akan terhindar dari
rasa kecewa sikap mudah putus asa.
Setelah kita berusaha semaksimal mungkin, ternyata belum
membuahkan hasil yang sesuai dengan harapan maka kita harus bersabar. Artinya
kita tidak lantas diam menunggu datangnya nasib baik pada diri kita, tetapi
kita harus tetap berusaha dan diiringi dengan do’a.
2.
Ikhtiyar
a.
Pengertian Ikhtiyar
Berdasarkan tinjauan bahasa, kata ikhtiyar berasal dari bahasa Arab yaitu إِخْتِيَارًا yang artinya memilih atau bisa juga
diartikan berusaha. Ikhtiyar menurut istilah adalah suatu upaya yang telah
dipertimbangkan untuk mencapai maksud yang diinginkan. Allah Maha Kuasa terhadap segala upaya manusia, maka Allah mengajurkan kepada
orang yang beriman bahwa mereka wajib berusaha semaksimal mungkin agar
mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Penegasan Allah ini sesuai
dengan firman-Nya Al-Qur’an surat An-Najm ayat 39.
وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى﴿۳۹﴾
Artinya: “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh
selain apa yang telah diusahakannya.”
b.
Bentuk-Bentuk
Ikhtiar
Bentuk-bentuk ikhtiar ini dapat ditegahkan dengan contoh-contoh
yang dapat kita teladani, yaitu sebagai berikut:
1) Seorang siswa Madrasah
Tsanawiah belum bisa membaca huruf hijaiyah. Ketika dia diminta untuk membaca
Al-Qur’an oleh guru BTA, dia gelagapan dan menjadi bahan tertawaan
teman-temanya. Tetapi dia seorang siswa yang tidak pernah patah semangat. Maka
agar tidak dipermalukan lagi, ia masuk diniyah meskipun tempatnya cukup jauh
dan berusaha dengan sungguh-sungguh belajar kepada guru ngjinya. Akhirnya,dia
mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan rutin hingga khatam beberapa kali.
2) Pak Bambang mengaku sebagai
seoarang muslim, tetapi masih sering melanggar larangan agama Allah SWT Judi, mabok-mabokan,
dan minuman keras menjadi kesukaanya sehari-hari. Suatu hari dia mendengarkan
radio dari kamar anaknya yang sekolah di Madrasah Tsanawiah yang menyiarkan
pengajian. Ketika hatinya baru terbuka bahwa yang dilakukannya selama ini
ternyata merupakan larangan agama islam. Akhirnya dia bertekad menjauhi
perjudian dan mimuman keras setelah sadar bahwa perbuatan itu dapat
mengantarkan ke neraka. Dengan usahanya yang keras itu kini pak Bambang menjadi
orang Islam yang baik dan aktif ke masjid untuk salat berjama’ah.
c.
Dampak Positif Ikhtiar
Adapun
dampak positif dari ikhtiar adalah sebagai berikut:
1) Mendapat kemuliaan dari
Allah dan terhormat di hadapan sesama manusia sebagai akibat kesungguhan yang
dimiliki
2) Dapat mengukur kemampuan dan
hemat dalam membelanjakan rejeki dari Allah
3) Merasa bangga karena
ternyata dia mampu melaksanakan keinginannya dan puas karena kehidupannya
menjdai lebih baik
4) Dapat memperoleh kebagiaan
dunia dan akhirat
d.
Membiasakan Diri Berikhtiar
Kita tentu mempunyai banyak sekali kebutuhan, baik berupa
kebutuhan jasmani maupun rohani. Sebagai orang yang beriman, kita percaya bahwa
Allah Maha Pemurah lagi Maha Penyayang kepada semua makhluknya. Maka kita harus
berusaha keras mendapatkan kebutuhan tersebut. Usaha keras tersebut harus
didukung oleh sikap-sikap antara lain, selalu semangat dan tidak mudah putus
asa dalam menghadapi setiap problem, giat dalam belajar, tekun dalam
menjalankan semua tugas kita, dan pandai memanfaatkan waktu.
3.
Sabar
a.
Pengertian
Sabar
Sabar adalah kuat menghadapi setiap penderitaan maupun segala
sesuatu yang tidak disenangi dengan rida dan pasrah sepenuhnya kepada Allah SWT
Bisa pula diartikan teguh hati dan tidak pernah mengeluh dalam menghadapi
cobaan dan musibah. Sedangkan menurut istilah, sabar adalah tahan uji dalam
menghadapi segala bentuk suka maupun duka dengan rida dan ikhlas seraya
berserah diri hanya kepada Allah SWT Sabar termasuk salah satu amal yang
diperintahkan oleh Allah SWT Sebagaimana firmannya dalam Al-Baqarah ayat 155:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ
مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ﴿١٥٥﴾
Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”.
Pentingnya sabar, bagaimana sabda Rasululllah dalam sebuah hadits
yang diriwayatkan oleh Muslim:
الصَّبْرُضِيَاءٌ (رواه مسلم)
Artinya: “Bersabar adalah cahaya”. (H.R. Muslim)
Iman Ghazali membagi sabar ini menjadi tiga kategori, yaitu
sebagai berikut:
1)
Sabar dalam ketaatan اَلصَّبْرُعَلَى الطَّاعَةِ
Pengertian
sabar dalam ketaatan adalah bahwa kita menjalankan segala tugas dan kewajiban
dengan penuh keikhlasan dan tidak mudah
mengeluh atau menggerutu.
2)
Sabar saat menghadapi musibah اَلصَّبْرُعَلَى الْبَلَاءِ
Pengertian
sabar saat menghadapi musibah adalah teguh hati atau dalam menghadapi ujian dan
cobaan yang menimpa kita.
3)
sabar dari maksiat اَلصَّبْرُعَلَى الْمَعْصِيَّةِ
Pengertian
sabar dari maksiat adalah rela untuk meninggalkan segala perbuatan maksiat dan
tidak merasa iri ketika melihat orang lain melakukan kemaksiatan.
b.
Bentuk dan contoh sabar
Bentuk-bentuk
sabar ini dapat diketengahkan dengan contoh-contoh yang dapat kita teladani
sebagai berikut:
1) Ali tengah berduka. matanya lembab karena terlalu banyak menangis sejak ayah handanya
tercinta meninggal dunia setelah beberapa hari sakit. Tetapi, Ali mencoba
menyadari bahwa manusia tidak akan terhindar dari kematian, entah kapan, semuanya
tinggal menunggu waktu. Akhirnya Ali dengan sabar menghilangkan kesedihan itu
sedikit demi sedikit sehingga ia tidak berlama-lama terlarut dalam kedukaan.
2) Ketika usai pembagian nilai mid semester, Hanifah bersukur dan
melakukan sujud syukur karena ia mendapatkan rangking tertinggi, sebagai buah
dari usahanya yang belajar dengan sungguh-sungguh. Tetapi, tak berselang lama
ada berita tersebar bahwa Hanifah menerima kunci jawaban dari guru sehingga
nilainya mencapai rata-rata lebih dari 90. Mendapat fitnah itu hanifah tetap
sabar.dia tidak marah, meski tahu siapa yang menyebar fitnah itu.
c.
Dampak Positif dari Sabar
Adapun
dampak positif dari salah satu akhlak terpuji ini, antara lain:
1)
Sebagai ujian bagi keimanan seseorang
2)
Merupakan peringkatan dari allah kepada manusia bahwa teramat
kecil di hadapan-Nya
3)
Membuka jalan bagi terciptanya kehidupan yang damai dan tentram
d.
Membiasakan diri bersikap sabar
Membiasakan diri bersikap sabar bukanlah perkara yang mudah karena
memerlukan latihan yang sungguh-sungguh. Agar dapat bersikap sabar, perlu
diperhatikan beberapa hal berikut:
1)
Selalu ingat bahwa marah (lawan kata sabar) tidak dapat
menyelesaikan masalah
2)
Memperbanyak bergaul dengan teman-teman yang baik,berakhlak mulia
3)
Membatasi diri dan bersikap hati-hati dalam bergaulan dengan teman
yang bertawakal keras dan kasar
4.
Syukur
a.
Pengertian syukur dan pentingnya sukur
Berdasarkan tinjauan bahasa, kata syukur artinya berterima kasih.
Kata syukur berasal dari bahasa arab yaitu شَكَرَ - يَشْكُرُ – شُكْرًا. Sedangkan menurut istilah, syukur adalah
pernyataan terima kasih Allah SWT Prof. Dr. Quraisy Syihab memberi pengertian
syukur yaitu, “menggunakan atau mengolah nikmat yang dilimpahkan Allah swt
sesuai dengan yang dianugerahkan”. Allah telah menjelaskan dalam firmannya
sebagimana yang terdapat dalam Al-Qur’an surat Ibrahim: 7
…لَئِنْ
شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ ﴿۷﴾
Artinya: “Jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih".
b.
Bentuk-bentuk atau contoh Bersyukur
Bentuk-bentuk
syukur ini dapat diketengahkan dengan contoh-contoh yang dapat kita teladani,
yaitu sebagai berikut:
1)
Safana membagi waktu antara membantu orang tua dan belajar. Meski
besuk akan ulangan pelajaran akidah akhlak, dia tidak meninggalkan
kewajibannya. Caranya, dia segera belajar setelah selesai membantu ibunya.
Ketika ulangan, dengan mudah dia dapat menjawab hamper semua soal tersebut. Ia
mengucapkan Alhamdulillah dan sujud syukur ketika nilainya 95. Safana menyadari
bahwa nilainya itu bukan hanya karena belajarnya, tetapi nikmat yang Allah
berikan kepadanya.
2)
Sebagai petani, keluarga Pak Ahmad bekerja keras menanam padi di
sawah. Hasil panen yang diperoleh kadang melimpah dan pernah pula tidak sesuai
harapan. Tetapi, setiap selesai panen Pak Ahmad tetap mensyukuri nikmat yang
diberikan oleh Allah kepadanya dengan memberikan sebagian hasil panennya
sebagai zakat mal kepada panitia zakat mal baik mencapai nisab atau tidak.
c.
Dampak Positif Bersyukur
Adapun
dampak positif dari rasa syukur itu,adalah sebagai berikut:
1) Terjauhkan dari sifat rakus
dan tamak,karena orang yang pandai senantiasa menyadari bahwa semua nikmat
datangnya dari Allah swt
2) Orang yang pandai mensyukuri
nikmat Allah akan selalu bersyukur karena Allah menambah nikmat kepada orang
yang pandai bersyukur
3) Terhindar dari sifat kufur
nikmat karena dengan bersyukur berarti ia telah merendah di hadapan Allah dan
tidak sombong
4) Menambah pahala karena telah
melakukan sebagian dari perintah Allah,baik rasa syukur itu sendiri maupun
tindakan yang menyertainya
d.
Membiasakan Diri Bersyukur
Cara kita
bersyukur dapat kita lakukan dengan cara, yaitu sebagai berikut:
1)
Syukur dengan lisan dan hati. Artinya mengakui secara lisan bahwa
segala kenikmatan itu datangnya dari Allah, dan lisan kita mengucapkan kalimah اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ, sedangkan syukur dengan hati artinya hati
kita terdorong untuk menyadari bahwa segala kenikmatan yang kita terima
datangnya dari Allah semata.
2)
Syukur dengan perbuatan, yaitu syukur yang diwujudkan dengan
mempergunakan kenikmatan dari Allah itu pada bentuk peribadatan lainyang
diridhai dan diperintahkan Allah.
5.
Qona’ah
a.
Pengertian Qana’ah
Berdasarkan tinjauan bahasa, qana’ah artinya cukup. Sedangkan
menurut istilah, qana’ah yaitu suatu sikap yang ditunjukkan dengan senantiasa
merasa cukup dengan segala sesuatu yang dimiliki dan menjauhkan diri dari sifat
ketidakpuasan atau selalu dalam kekurangan. Qana’ah bisa diartikan sebagai
suatu sikap menerima kenyataan hidup yang damai dengan ikhlas. Nabi Muhammad
SAW barsabda:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرُوْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ
رَسُوْلَ اللهِ ص.م قَالَ: قَدْأَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرَزَقَ كَفَافًا
وَقَنَعَهُ اللهُ بِمَاأَتَاهُ (رواه مسلم)
Artinya: “Dari Abdullah bin Amru ra berkata: bahwa rasulullah
SAW bersabda: sungguh beruntung setiap orang yang masuk Islam dan rezekinya
cukup dan merasa cukup dengan pemberuan Allah kepadanya” (HR Muslim).
b.
Bentuk-bentuk Qana’ah
Bentuk-bentuk
qana’ah ini dapat diketengahkan dengen contoh-contoh yang dapat kita
teladani,yaitu sebagai berikut:
1)
Istiqamah tergolonh anak yang shalihah lagi qana’ah, ia lahir dari
keluarga miskin di suatu kampong yang tidak jauh dari sekolahnya. Kendatipun
yang banyak temannya yang naik sepeda, namun ia tidak minta sepeda kepada kedua
orang tuanya. Ia cukup senang walaupun ke sekolah dengan berjalan kaki saja.
2)
Masyarakat lingkungan keluarga Bahrudin kebanyakan orang kaya.
Rumah tinggalnya rata-rata mewah, namun kebanyakan mereka tidak mementingkan
pendidikan anaknya. Ia merasa cukup dengan kondisi yang pas-pasan, asalkan
mampu menyekolahkan anaknya sampai tingkat perguruan tinggi.
c.
Dampak Positif Qana’ah
Orang yang
mempunyai sifat qana’ah, akan memperoleh manfaat positif, antara lain sebagai
berikut:
1)
Menumbuhkan rasa ikhlas atas keadaan yang ada
2)
Mendorong kedekatan kepada Allah sehingga jiwa semakin tentram
3)
Meningkatkan sifat sabar atas segala ketentuan Allah
4)
Mempertimbal sikap tawakal kepada Allah
5)
Membentengi diri dari segala tipu daya yang bersifat duniawi
d.
Membiasakan Diri Bersikap Qana’ah
Agar dapat
mensyukuri nikmat Allah perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1)
Sering memeperhatikan orang-orang yang lebih miskin agar dapat
menumbuhkan kesadaran bahwa dirinya masih lebih bergantung
2)
Tidak sering memperhatikan orang yang lebih kaya agar kita tidak
merasa kurang
3)
Membiasakan diri berlu hemat dalam membelanjakan uang sesuai
kemampuan yang dimiliki
4)
Memperbanyak bergaulan dengen orang-orang miskin agar dapat
merasakan suka duka hidup sebagaimana yang mereka
rasakan.
E.
PENDIDIKAN KARAKTER
1.
Peserta didik dapat meningkatkan
keimanan kepada Allah SWT dalam diri seseorang.
2.
Peserta didik dapat menumbuhkan rasa syukur
dan sabar dalam diri
3.
Peserta didik dapat merasa ridha
pada ketentuan Allah baik kenikmatan ataupun ujian
4.
Peserta didik
dapat memiliki rasa Syukur dan sabar sebagai sarana meningkatkan kualitas diri
agar lebih berharga dalam pandangan Allah SWT
5.
Peserta didik
dapat selalu berfikir positif dalam menrima cobaan dan ujian dari Allah
6.
Peserta didik
akan selalu berusaha menjadi manusia yang lebih baik di mata Allah
F.
MODEL PEMBELAJARAN
Model
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah bermain peran (Role
Playing). Model pembelajaran ini bertujuan untuk mengeksplorasi perasaan
peserta didik, mentransfer dan mewujudkan pandangan mengenai perilaku, nilai
dan persepsi peserta didik, mengembangkan keterampilan (skill) pemecahan
masalah dan tingkah laku, dan mengeksplorasi materi pembelajaran dengan cara
yang bervariasi.
G.
METODE PEMBELAJARAN
Metode yang digunakan dalam materi akhlak terpuji adalah:
1.
Metode Ceramah
Dengan menggunakan metode ceramah akan lebih efektif
bila guru ingin menambah atau member penekanan terhadap materi yang dipelajari.
2.
Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran
dalam bentuk sejumlah pertanyaan yang harus dijawab , terutama dari guru kepada
siswa, tetapi ada pula dari siswa kepada guru.
3.
Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar dengan cara memecahkan
masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan
argumentasinya.
4.
Metode Sosiodrama
Sosiodrama adalah cara mengajar
yang dilakukan oleh guru dengan jalan menirukan tingkah laku dari sesuatu
situasi. Denagn metode
tersebut, siswa akan lebih antusias dalam pembelajaran dan tingkat pemahaman
siswa akan lebih mudah.
5.
Metode Penugasan.
Dengan menggunakan metode penugasan maka siswa akan
lebih berpikir kritis dan aktif dalam menanggapi materi yang telah disampaikan
oleh guru.
H.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan
|
Deskripsi
|
Pendahuluan
|
·
Pendidik mengucapkan salam
·
Pendidik mengkondisikan kelas
·
Pendidik menanyakan kehadiran peserta didik
·
Pendidik mengawali pembelajaran dengan membaca basmallah
·
Pendidik menjelaskan kompetensi yang harus dicapai
siswa dalam kegiatan pembelajaran / mengemukakan tujuan pembelajaran
·
Pendidik memotivasi peserta didik untuk aktif dalam
pembelajaran
|
Isi
|
·
Pendidik menyampaikan materi tentang akhlak terpuji
·
Pendidik melakukan tanya jawab kepada peserta didik
terkait materi tentang akhlak terpuji
·
Pendidik membagi kelompok diskusi menjadi 5
kelompok, sesuai dengan jumlah akhlak terpuji yang dipelajari
·
Pendidik menyampaikan tugas masing-masing kelompok
untuk mempersiapkan simulasi tentang perilaku akhlak terpuji
·
Setiap kelompok diskusi
membuat rancangan
sosiodrama sesuai dengan tema masing-masing
·
Pendidik mengajak peserta didik menyimulasikan
perilaku akhlak terpuji dengan cara bermain peran sesuai dengan tema kelompok
masing-masing
·
Masing-masing kelompok menampilkan perannya secara
bergantian sesuai dengan skenario yang telah dipelajarinya sedangkan kelompok
lain memperhatikan atau menyimak dan memberi tanggapan
·
Setiap kelompok mengidentifikasi hal-hal yang dapat dipelajari dari penampilan
sosiodrama yang telah ditampilkan.
|
Penutup
|
·
Pendidik menyimpulkan materi pembelajaran yang telah
dibahas.
·
Pendidik memberikan reward bagi kelompok yang
tampil dengan baik
·
Pendidik memberikan tugas dengan mengerjakan
soal-soal latihan sebagai evaluasi.
·
Pendidik bersama peserta didik mengakhiri
pembelajaran dengan membaca bacaan hamdalah
·
Pendidik menutup pembelajaran dengan mengucapkan
salam.
|
I.
EVALUASI
Essay
1.
Kapan tawakal itu dilakukan?
2.
Berikanlah contoh perilaku ikhtiyar!
3.
Bagaimana cara kita menghadapi cobaan atau ujian yang
datang dari Allah SWT?
4.
Jelaskan pengertian syukur menurut Prof. Dr. Quraisy
Syihab!
5.
Bagaimanakah pola hidup orang yang mempunyai sifat
qona’ah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar