Senin, 30 November 2015

EVALUASI PENDIDIKAN



EVALUASI PENDIDIKAN
Makalah
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: Hadits II (Tarbawi)
Dosen pengampu: Teguh Mukidin, S.Ud, M.Hum

Disusun oleh kelompok 6:
1.         Annisa Wahyu Apriliani (1410110066)
2.         Ristiana Nisa’                    (1410110074)
Kelas: B








 
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS
          JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar  Belakang
Metodologi pembelajaran di sekolah disampaikan sebagian guru dengan fokus utama kognitif yang sibuk mengajarkan pengetahuan dan peraturan agama, akan tetapi bagaimana menjadi manusia yang baik, penuh kasih sayang, menghormati sesama, peduli pada lingkungan, membenci kemunafikan dan kebohongan dan sebagainya justru luput dari perhatian.
Dari ungkapan-ungkapan sebagaimana terurai di atas, dapat dimengerti bahwa pelaksanaan pendidikan di sekolah menghadapi sejumlah permasalahan yang mendesak untuk dipecahkan. Jika tidak, dikhawatirkan justru misi utama yang hendak diemban malah tidak atau kurang mencapai sasaran.
Evaluasi atau penilaian adalah proses yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui, memahami, dan menggunakan hasil kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses penilaian harus didasarkan atas suatu selang waktu, bukan sesaat saja. Hasil belajar anak yang diperoleh melalui evaluasi itu tidak hanya sekedar untuk diketahui dan dipahami guru, tetapi yang lebih penting ialah agar dapat digunakan untuk tujuan tertentu seperti kenaikan kelas, meluluskan murid dan sebagainya. Pada makalah ini pembahasan lebih difokuskan pada evaluasi dalam pembelajaran di sekolah.
B.            Rumusan Masalah
1.    Bagaimana pengertian evaluasi pendidikan?
2.    Apa hadits yang berkaitan dengan evaluasi pendidikan?
3.    Apa saja ruang lingkup dan alat evaluasi pendidikan di sekolah?
4.    Bagaimana prinsip-prinsip dasar evaluasi hasil belajar?
5.    Apa saja fungsi evaluasi bagi pendidikan?

BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Evaluasi Pendidikan
     Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation, dalam bahasa Arab: al-Taqdir (التقدير), dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Dengan demikian secara harfiah, evaluasi pendidikan (educational evaluation = al-Taqdir al-Tarbawiy=التقدير التربوى) dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
     Adapun dari segi istilah pengertian evaluasi menurut beberapa ahli adalah:
1.    Menurut Ralph Tayler evaluasi adalah proses yang menentukan sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai.
2.    Cronbach, Stufflebeam dan Alkin mengartikan evaluasi dengan menyediakan informasi untuk membuat keputusan. 
3.    Malcolm dan Provus mendefinisikan evaluasi sebagai perbedaan apa yang ada dengan standar untuk mengetahui apakah ada selisih. atau penelitian yang sistematik atau yang teratur tentang manfaat atau guna beberapa obyek.

Melihat dari uraian di atas maka dapat diketahui adanya perbedaan pendapat diantara para ahli tentang definisi dari evaluasi. Namun demikian secara garis besar masih ada titik  temunya. Berkaitan dengan evaluasi dalam pembelajaran pendidikan  maka yang dimaksudkan adalah ingin mengetahahui, memahami dan menggunakan hasil kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berbicara tentang pengertian istilah Evaluasi pendidikan, di tanah air kita, Lembaga Administrasi Negara mengemukakan batasan mengenai evaluasi pendiddikan sebagai berikut:
1.    Proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan
2.    Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feedback) bagi penyempurnaan pendidikan.[1]

BAGAN TENTANG EVALUASI PENDIDIKAN[2]

 














B.  Hadits tentang Evaluasi Pendidikan
Ada hadits yang menggambarkan tentang evaluasi pendidikan, antara lain:
عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قال رسول الله ص.م: اِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ اِلَى اَجْسَامِكُمْ وَلاَ اِلَى صُوَرِكُمْ وَلٰكِنْ يَنْظُرَ اِلَى قُلُوْ بِكَمْ وَاَعْمَا لِكُمْ (رواه مسلم)
Artinya:
“Dari Abu Hurairah RA, beliau berkata: Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak memandang dan menilai dari tubuh dan gambarmu (kuantitas), akan tetapi Allah memandang dan menilai dari hati dan amalmu” (H.R. Muslim).
                 Evaluasi merupakan penilaian dari sebuah aktifitas termasuk pendidikan, evaluasi dapat dilakukan ketika aktifitas itu berproses dan aktifitas itu berakhir, dengan adanya evaluasi atau penilaian semua kegiatan termasuk kegiatan pendidikan akan terkontrol, terukur dan teramati, dan ketika sudah diketahui hasilnya maka kegiatan akan ditingkatkan, kekurangan akan diperbaiki dan ditambah, dan disempurnakan untuk kegiatan selanjutnya.
                 Beberapa hal yang menjadi ciri khas dari evaluasi yaitu:
1.    Sebagai kegiatan yang sistematis, pelaksanaan evaluasi haruslah dilakukan secara berkesinambungan.
2.    Dalam pelaksanaan evaluasi dibutuhkan data dan informasi yang akurat untuk menunjang keputusan yang akan diambil.
3.    Kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak pernah terlepas dari tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.  
                        Dalam pelaksanaan pendidikan yang dilakukan Nabi kepada para sahabatnya, ketika dilihat dari cara penyampaian materi hadits kepada para sahabatnya adalah dengan cara yang sederhana dan praktis, namun ketika dianalisis lebih lanjut bahwa praktek kependidikan yang dijalankan oleh Nabi sudah memuat beberapa aspek pendidikan yaitu pendidik, anak didik, metode, sarana dan media, materi, bahkan sampai evaluasinyapun. Karena Nabi sendiri merupakan evaluator pertama dan utama dalam menilai kemampuan, kecerdasan sahabat sampai kepada sikap, tingkah laku, dan tindakan sahabat, sehingga ketika sahabat melanggar atau tidak mengerjakan perintah  dari Nabi, maka Nabi akan mengingatkannya, atau sahabat tidak melakukan kewajiban dan aturan yang yang ada maka Nabi sendiripun yang akan mengingatkannya. Inilah uniknya evaluasi pendidikan yang dilakukan Nabi secara menyeluuh, baik itu di majlis taklim, masjid, musholla, lapangan, sampai dijalan atau dimasyarakat, Nabi selalu mengevaluasi semua kegiatan dan tindakan sahabat, karena sahabat yang prilakunya baik akan kelihatan dengan sendirinya dan sahabat yang prilakunya buruk juga akan terlihat juga, karena Rasulullah disamping mengetahui aspek lahir juga dibantu Allah untuk untuk mengetahui aspek batin, karena Allah menilai seseorang bukan dari aspek lahir namun dari aspek batin. [3]
C.    Ruang Lingkup Evaluasi
            Secara umum, ruang lingkup dari evaluai dalam bidang pendidikan di sekolah mencangkup tiga komponen utama, yaitu: evaluasi mengenai program pengajaran, evaluasi mengenai proses pelaksanaan pelajaran, evaluasi mengenai hasil belajar (hasil pengajaran)
1.      Evaluasi Program Pengajaran
Evaluasi atau penilaian terhadap program pengajaran akan mencangkup tiga hal, yaitu:
a.       Evaluasi terhadap tujuan pengajaran
b.      Evaluasi terhadap isi program pengajaran
c.       Evaluasi terhadap strategi belajar mengajar
2.      Evaluasi Proses Pelaksanana Pelajaran
Evaluasi mengenai proses pelaksanaaan pengajaran akan mencangkup:
a.       Kesesuaian antara proses belajar mengajar yang berlangsung, dengan garis-garis besar program pengajaran yang telah ditentukan
b.      Kesiapan guru dalam melaksanakan program pengajaran
c.       Kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
d.      Minat atau perhatian siswa di dalam mengikuti pelajaran
e.       Keaktifan atau partisipasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung
f.       Peranan bimbingan dan penyuluhan terhadap siswa yang memerlukannya
g.      Komunikasi dua arah antara guru dan murid selama proses pembelajaran berlangsung
h.      Pemberian dorongan atau motivasi terhadap siswa
i.        Pemberian tugas-tugas kepada siswa dalam rangka penerapan teori-teori yang diperoleh di dalam kelas
j.        Upaya menghilangkan dampak negatif yang timbul sebagai akibat dari kegaiata-kegiatan yang dilakukan di sekolah.
3.      Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi terhadap hasil belajar pesrta didik ini mencangkup:
a.       Evaluasi mengenai tingkat penguasaan peserta didik terhadap tujuan-tujuan pengajaran
b.      Evaluasi mengenai tingkat pencapaian peserta didik terhadap tujuan-tujuan pengajaran.[4]
           
                        Selanjutnya, dalam sebuah evaluasi terdapat alat yang digunakan, guna mendukung proses tersebut. Alat pengukur tersebut adalah teknik tes dan teknik non tes.
1.      Teknik Tes
      Tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus di jawab), atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan).[5]
2.      Teknik Non Tes
Tknik non tes ini pada umumnua memegang perana yang penting dalam rangka mengevaluasi hasil belajar pesrta didik dari segi ranah sikap hidup (affective domain) dan ranah keterampilan (psychomotoric domain), sedangkan teknik tes sebagaimana telah dikemukakan sebelum ini, lebih banya digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah proses berpikirnya (cognitive domain)[6]
Teknik non tes yaitu:
a.       Pengamatan (Observation/ at-Taammul)
                        Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dari proses belajar, misalnya tingkah laku peserta didik pada waktu guru pendidikan agama menyampaikan pelajaran di kelas, tingkah laku peserta didik pada saat jam-jam istirahat atau pada saat terjadinya kekosongan pelajaran, dan sebagainya.
b.      Wawancara (Interview/ al-Hiwar)
                        Secara umum yang dimaksud dengan wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakaan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.
                        Dalam wawancara, evaluator melakukan tanya jawab lisan dengan pihak-pihak yang diperlukan, misalnya wawancara dengan peserta didik, wawancara dengan orang tua atau wali murid, dalam rangka menghimpun bahan-bahan keterangan untuk penilaian terhadap peserta didiknya. Butir-butir itemnya terdiri dari hal-hal yang dipandang perlu, guna mengungkap kebiasaan hidup sehari-hari dari pesrta didik, hal-hal yang disukai atau tidak disukai, cara belajarnya, dan sebagainya. [7]

D.    Prinsip-Prinsip Dasar Evaluasi Hasil Belajar
            Evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila dalam pelaksanaannya senantiasa berpegang pada tiga prinsip dasar yaitu: prinsip keseluruhan, prinsip kesinambungan, prinsip obyektivitas.
1.      Prinsip Keseluruhan
      Prinsip keseluruhan atau prinsip menyeluruh juga dikenal dengan istilah prinsip komprehensif (comprehensive). Dengan prinsip komprehensif dimaksudkan disini bahwa evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila evaluasi tersebut dilaksanakan secara bulat, utuh atau menyeluruh.
      Harus senantiasa diingat bahwa evaluasi hasil belajar itu tidak boleh dilakukan secara terpisah-pisah atau sepotong demi sepotong, melainkan harus dilaksanakan secara utuh dan menyeluruh. Dengan kata lain, evaluasi hasil belajar harus dapat mencakup berbagai aspek yang dapat menggambarkan perkembangan atau perubahan tingkah laku  yang terjadi pada diri peserta didik sebagai makhluk hidup dan bukan benda mati. Dalam hubungan ini, evaluasi hasil belajar disamping dapaat mengungkap aspek proses berpikir (cognitive domain) juga dapat mengungkap aspek kejiwaan lainnya, yaitu aspek nilai atau sikap (affective domain) dan aspek keterampilan (pasychomotor domain) yang melekat pada diri masing-masing individu peserta didik. Jika dikaitkan dengan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam, maka evaluasi hasil belajar dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu hendaknya bukan hanya mengungkap pemahaman peserta didik terhadap ajaran-ajaran agama islam, melainkan juga harus dapat mengungkap sejauh mana peerta didik dapat menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam trsebut dalam kehidupan mereka sehari-hari.
2.      Prinsip Kesinambungan
      Prinsip kesinambungan juga dikenal dengan istilah prinsip kontinuitas (continuity). Dengan prisip kesinambungan dimaksudkan disini bahwa evaluasi hasil belajar yang baik adalah evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara teratur dan sambung-menyambung dari waktu ke waktu.
      Dengan evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara teratur, terencana dan terjadwal itu maka dimungkinkan bagi evaluator untuk memperoleh informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai kemajuan atau perkembangan peserta didik, sejak dari awal mula mengikuti program pendidikan sampai pada saat-saat mereka mengakhiri program pendidikan yang mereka tempuh itu.  
      Evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara berkesinambungan itu juga dimaksudkan agar pihak evaluator (guru,dosen dan lain-lain) dapat memproleh kepastian dan kemantapan dalam menentukan langkah-langkah atau merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang perlu diambil untuk masa-masa selanjutnya.
3.      Prinsip Obyektivitas
      Prinsip obyektivitas (objectivity) mengandung makna, bahwa evaluasi hasil belajar dapat dinyatakan sebagai evaluasi yang baik apabila dapat terlepas dari faktor-faktor yang sifatnya subyektif.
      Sehubungan dengan itu dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar, seorang evaluator harus senantiasa berpikir dan bertindak wajar, menurut keadaan yang senyatanya, tidak dicampuri kepentingan-kepentingan yang bersifat subyektif. Prinsip ketiga ini sangat penting, sebab apabila dalam melakukan evaluasi unsur-nsur subyektif menyelinap masuk kedalamnya, akan dapat menodai kemurnian pekerjaan evaluasi itu sendiri.[8] 
 
E.    Fungsi Evaluasi Pendidikan
            Evaluasi sebagai proses setidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi pokok atau fungsi umum, yaitu: mengukur kemajuan, menunjang penyusunan rencana, dan memperbaiki atau melakukan pentempurnaan kembali. Dengan evaluasi yang berkesinambungan akan dapat dipantau, tahapan manakah yang sudah dapat diselesaikan, tahapan manakan yang berjalan dengan mulus, dan mana pula tahapan yang mengalami kendala dalam pelaksanannya. Wal hasil, dengan evaluasi terbuka kemungkinan bagi evaluator untuk mengukur seberapa jauh atau seberapa besar  kemajuan atau perkembangan program yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah dirumuskan.
            Setidak-tidaknya ada dua macam kemungkinan hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi, yaitu:
1.      Hasil evaluasi itu tenyata menggembirakan, sehingga dapat memberikan rasa lega bagi evaluator, sebab tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai sesuai dengan yang direncanakan
2.      Hasil evaluasi itu ternyata tidak menggembirakan, atau bahkan menghawatirkan, dengan alasan bahwa berdasarkan hadil evaluasi ternyata dijumpai adanya penyimpangan-penyinpangan, hambatan atau kendala, sehingga mengharuskan evaluator untuk bersifat waspada. Ia perlu memikirkan dan melakukan pengkajian ulang terhadap rencana yang telah disusun, atau mengubah dan memperbaiki cara pelaksanaannya.

F.     Analisis
                        Menurut analisis kami, bahwa sesungguhnya sebuah evaluasi dalam pendidikan khususnya dalam hasil belajar sangatlah dipentingkan. Kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan di sekolah dapat disoroti dari dua sisi, yaitu dari peserta didik dan dari sisi pendidik.
                        Bagi peserta didik, evaluasi pendidikan secara psikologis akan memberikan pedoman atau pegangan batin kepada mereka untuk mengenal kapasitas dan status dirinya masing-masing di tengah-tengah kelompok atau kelasnya. Dengan dilakukannya evaluasi terhadap hasil belajar siswa misalnya, maka para siswa akan mengetahui apakah dirinya termasuk siswa yang berkemampuan tinngi, berkemampuan rata-rata, ataukah berkemampuan rendah.
                        Bagi pendidik, evaluasi pendidikan akan memberikan kepastian atau ketetapan hati pada diri pendidik tersebut, sudah sejauh manakah kiranya usaha yang telah dilakukannya selama ini telah membawa hasil, sehinnga ia secara psikologis memiliki pedoman atau pegangan batin yang pasti guna menentukan langkah-langkah apa saja yang dipandang perlu dilakukan selanjutnya
BAB III
PENUTUP

A.           Simpulan
Evaluasi dalam pembelajaran pendidikan  maka yang dimaksudkan adalah ingin mengetahahui, memahami dan menggunakan hasil kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Evaluasi merupakan penilaian dari sebuah aktifitas termasuk pendidikan, evaluasi dapat dilakukan ketika aktifitas itu berproses dan aktifitas itu berakhir, dengan adanya evaluasi atau penilaian semua kegiatan termasuk kegiatan pendidikan akan terkontrol, terukur dan teramati, dan ketika sudah diketahui hasilnya maka kegiatan akan ditingkatkan, kekurangan akan diperbaiki dan ditambah, dan disempurnakan untuk kegiatan selanjutnya.
Evaluasi sebagai proses setidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi pokok atau fungsi umum, yaitu: mengukur kemajuan, menunjang penyusunan rencana, dan memperbaiki atau melakukan pentempurnaan kembali.

B.            Saran
Semoga kita dapat mengambil hikmah dari apa yang telah kita bahas bersama, tentang evaluasi pendidikan. Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah kami, dan kami sadar bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.





DAFTAR PUSTAKA

Hisyam Zaini, Desain Pembelajaran, Yogyakarta: CTSD, 2002
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, Cetakan ke 12
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013
Ahmad falah, Hadits Tarbawi, Kudus: Nora Media Enterprise, 2010
Suyanto, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006



[1] Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Rajagrafindo Persada: Jakarta, 2013, hal:2
[2] Ibid, hal: 3
[3] Ahmad falah, Hadits Tarbawi, Nora Media Enterprise:Kudus, 2010, hal:150
[4] Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Rajagrafindo Persada: Jakarta, 2013, hal:2
[5]Hisyam Zaini, Desain Pembelajaran, CTSD: Yogyakarta, 2002, hal:166
[6] Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara: Jakarta, 1996, hal: 23
[7] [7] Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara: Jakarta, 1996, hal: 27
[8] Suyanto, Ilmu Pendidikan Islam, Kencana Prenada Media:Jakarta, 2006, hal:214

Tidak ada komentar:

Posting Komentar